Sebelumnya: Misteri Alien: 15. Menjadi Tawanan Alien
Pandu memberi isyarat agar Sakti dan Mando mengikutinya. Yang dilakukan Maando pertama kali adalah menyentuh pipi Pandu untuk meyakinkan bahwa dia dia nyata.
"Wah, dari sekian banyak orang, kamulah orang terakhir yang kuharapkan datang menyelamatkan kami."
Sakti membenarkan dengan anggukan kepala. Dia punya seribu pertanyaan tetapi menyimpannya untuk nanti.
Anak-anak itu berhasil keluar dari ruangan dan perlahan kembali ke pintu masuk, tetapi kemudian tiba-tiba lampu ungu menyala di mana-mana dan suara siulan seperti ketel mendidih terdengar.
Sakti buru-buru memimpin di depan.
"Cepat, ikuti aku!" bisiknya sambil menuntun mereka ke lorong samping kecil yang telah dilihatnya sebelumnya.
Baru saja memasuki celah sempit itu, dua makhluk yang diselimuti warna ungu terang bergegas menuju pintu keluar gua.
Anak-anak itu harus merangkak dengan tangan dan lutut karena ruang itu terlalu sempit untuk berdiri. Sakti menoleh ke belakang sambil perlahan berjalan menyusuri terowongan sempit itu.
"Bagaimana kamu bisa membuka pintunya?" tanyanya. Pandu menjelaskan, "Silinder dari air terjun adalah kuncinya! Itu bisa membuka pintu-pintu ini."