"Garibaldi," kataku, "aku benar-benar tidak mau."
"Ayolah," katanya. "Kamu berhutang padaku."
"Hadirin sekalian," kata Garibaldi, setiap gerak otot tubuh dan bunyi yang keluar dari mulutnya menandakan dia seorang aktor watak.
"Tolong, demi keselamatan kalian sendiri, jangan lakukan ini di rumah. Dan tolong, demi pengacara yang kana membela kalian di opengadilan, coba lakukan saja saat kamu sedang mabuk."
Orang-orang tertawa. Mereka terbiasa menertawakan Garibaldi. Dia benar-benar komedian yang lucu.
Dia berbalik ke arahku, merentangkan tangannya lebar-lebar. Mundur selangkah, semuanya tersenyum.
Selangkah lagi. Lagi. Total lima belas langkah.
"Aku menghitung mundur dari sepuluh," katanya. "Kalau aku sudah selesai, tembak saja."
Aku menggelengkan kepalaku, tidak berkata apa-apa.
"Bidik ke sini," katanya, meletakkan jari telunjuk di pelipisnya. "Jangan khawatir. Aku akan menangkap pelurunya. Tidak akan menyakitiku sama sekali."
Dia menurunkan jarinya dan menarik napas dalam-dalam. Memantapkan dirinya dan mengangguk.