Garibaldi suka bercerita kepada orang-orang bahwa dia dibesarkan di sirkus. Dia mengetahui hal ini dari ibunya, Tianna, seorang pelempar pisau dan pemain akrobat. Dia tidak pernah benar-benar mempunyai bakat, tidak cukup untuk menjadi profesional dalam hal itu. Dia melucu sebagai stand up komedian dalam waktu senggang, sebagai pekerjaan di waktu liburan. Berlatih membuat orang tertawa.
Dan menurutku  Garibaldi bisa berperilaku buruk seperti bajingan. Dia melakukannya untuk bersenang-senang, sambil berbelanja di supermarket. Satu menit dia berjalan di lorong mie instan, menit berikutnya dia terkapar pingsan tak sadarkan diri di lantai.
Orang-orang bergegas, khawatir tentang kesehatannya. Manajer department store berlarian, khawatir dia akan mencoba menuntut mereka.
Garibaldi mengatakan kadang-kadang rasanya sakit, karena kepalanya penuh dengan kelelawar. Dia bilang dia melakukan hal buruk karena dia butuh pengalih perhatian. Katanya itu satu-satunya jalan keluar yang dia punya, selain sebotol wiski.
Danielle sering berkata bahwa kami jatuh cinta pada baju pertama. Karena dia mengenakan kaus Lou Reed - Transformer pada malam pertama kami bertemu, dan aku mengenakan The Smiths - Meat is Murder yang kucuri dari lemari abangku. Kami sama-sama penggemar musik rock tahun delapan puluhan, setelah Garibaldi memperkenalkan kami. Kami ngobrol, kami main mata, kami berteman satu sama lain.
Dibutuhkan waktu tiga minggu bagiku untuk mengajak Danielle kencan, dan bahkan saat itu, Garibaldi yang membujukku agar melakukannya. Dia mendengarkan saya berbicara dan dia membentak, suatu hari.
"Lemparkan pisau ini ke arahku, bajingan," katanya. "Kalau aku bisa menangkapnya, kamu harus mengajak dia kencan. Kalau tidak, kamu berhenti bercerita tentang dia, jelas?"
Garibaldi dan aku saat itu teman satu kamar kos. Dia mendesakku untuk terus bertaruh sampai akhirnya aku menyerah dan dia yang menang.
***
Saat Garibaldi menyukai seorang gadis, dia kembali pada apa yang dia ketahui. Kebanyakan karena minum-minum dan banyak acara hiburan. Kali ini, untuk mengesankan seorang gadis, dia menancapkan paku berukuran enam inci ke lubang hidungnya. Memang berhasil oke, tapi mimisan selama dua minggu setelahnya.
Kali ini, untuk mengesankan seorang gadis, dia mengancam akan mengeluarkan kelelawar hidup dari telinganya, sambil memuntahkan semua omongan sialan itu. "Aku bisa mendengarnya sepanjang waktu," katanya. "Mencicit dan mengepakkan sayapnya di tengkorakku."