Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menghitung Mundur

26 September 2025   08:51 Diperbarui: 26 September 2025   08:51 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok pri.Ikhwanul Halim

Genre Fiksi Realisme Gaib (Magic Realism) adalah genre yang menyajikan pandangan dunia yang realistis sambil menggabungkan unsur-unsur gaib, yang sering kali mengaburkan batas antara fantasi dan kenyataan. Realisme gaib adalah istilah yang paling umum digunakan di antara ketiga istilah tersebut dan khususnya mengacu pada sastra. Tujuannya, bukan memaparkan fantasi gaib, tetapi untuk mengekspresikan emosi.

***

Garibaldi bilang dia bisa menangkap peluru, dan tidak ada satu pun di antara kami yang percaya padanya.

Kalau saja kamu kenal Garibaldi. Dia suka mengatakan hal-hal buruk seperti itu. Malam pertama aku bertemu dengannya, dia bersumpah dia bisa melakukan lompat salto ke belakang dari awal berdiri tegak. Kami taruhan lima ratus ribu dan aku menaruh uangnya. Dia sudah setengah jalan sebelum menabrak tembok beton.

Kami memanggil ambulans. Mereka membawanya pergi.

Aku bertemu dengannya seminggu kemudian, dan Garibaldi menunjukkan jahitannya, baris rapi di atas alisnya, lurus seperti jahitan kemeja dengan mesin Singer.

"Kelihatannya buruk," kataku.

Garibaldi mengangguk. "Tapi kawan, itu bisa saja lebih buruk," katanya. "Kepalaku penuh dengan kelelawar, tahu? Kalau mereka sampai keluar, itu pasti sangat buruk."

Aku menjawab, "Lebih baik dikeluarkan saja, daripada membiarkannya bersarang di dalam sana, kan?"

Garibaldi berkedip. Lalu dia menyeringai. "Aku menyukaimu," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun