Kemudian, meringkuk dengan nyaman di tempat tidurnya---ranjang betingkat dengan Ratri di atasnya---Gita masih merenungkan kata-kata Gustav.
"Ratri, apakah kamu masih bangun?" tanyanya.
"Hmm," terdengar jawaban temannya. "Apa yang membuat kamu belum tidur juga?" tanya Ratri.
"Hanya bertanya-tanya tentang apa yang dikatakan Gustav," bisiknya.
Wajah Ratri muncul dari atas. Â "Dia tahu sesuatu. Aku rasa dia mencoba memperingatkan kita," bisik Ratri
Gita merenungkan kata-kata temannya. "Ya, aku juga berpikir begitu. Kepalaku mengatakan satu hal. Hatiku sesuatu yang lain. Ada bahaya atau tidak, aku ingin melihat gua itu!"
Ratri terkekeh dari atas. "Suatu hari sifat petualang kita akan membawa kita ke dalam masalah besar! Tidurlah yang nyenyak. Aku tidak sabar menunggu hari esok!"
***
Malam itu, Gita bermimpi tentang seorang ratu yang cantik dikelilingi oleh rakyat yang bahagia, tetapi kemudian ada cahaya ungu yang menyilaukan .
Ketika mimpinya memudar, yang bisa dilihatnya hanyalah cahaya ungu yang membuatnya menggigil.
Ketika membuka mata, Gita menjadi buta. Dia hampir berteriak tetapi kemudian melihat Gilang menyalakan senter secara bergantian antara dirinya dan Ratri.