***
Faris tampak terpesona ketika duduk di sebelah Pandu. "Sepertinya mereka membantai semua sapi di sini! Lihat tumpukan daging itu!" katanya tak percaya. Pandu, yang sama-sama terkesan, menambahkan pendapatnya. "Ya, dan mereka menebang setengah pohon! Lihat kebakaran itu!"
Salah satu karyawan hotel mendengar pembicaraan mereka dan mendekat. "Selamat pagi. Kalian bukan orang sini, ya?" tanyanya tersenyum lebar dan ramah sambil melemparkan sepotong kayu lagi ke dalam api, yang menghasilkan percikan-percikan kecil seperti kembang api mini ke langit.
Faris menyikut Pandu untuk menjawab.
"Eh, selamat pagi. Aku Pandu, dan ini Faris. Kami dari Sumatra," jelasnya.
Pria Sulawesi yang besar dan kekar itu mengulurkan tangannya.
"Saya Gustav, dan saya akan menjadi tuan rumah Anda hari ini. Bisakah saya ambilkan sesuatu untuk Anda minum?" Faris mengangguk dengan penuh semangat.
"Ya, boleh saya minta jus?"
Pandu juga setuju, "Ya, aku juga, terima kasih."
"Akan saya bawakan jus buah laangsat, kebetulan sedang musimnya," kata Gustav.
Gustav berbalik dan berjalan kembali menuju wisma tamu. Saat dia masuk, Ratri dan Gita keluar dan berjalan ke arah mereka.