Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Sepenuhnya Buta

12 September 2025   20:20 Diperbarui: 12 September 2025   18:17 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku tidak bisa menjelaskan kepadamu apa yang aku lihat. Aku tidak tahu apa yang kamu lihat ketika kamu menutup mata, tetapi ketika aku menutup mataku, aku melihat hal yang sama seperti ketika mataku terbuka.

Tidak ada apa pun. 

Menurutku itu bukan hitam, atau gelap, dan kamu tidak bisa menjelaskan kepadaku apa itu hitam atau gelap, maka kau harus memahami ketika aku bilang aku tidak bisa menjelaskan apa yang aku lihat dan tidak lihat.

Dan aku tidak bisa menjelaskan kepadamu bagaimana rasanya tinggal bersama ayahku.

Setiap kali aku mendengar anak-anak di sekolah berbicara tentang dilarang keluar dari kamar mereka, aku hanya akan menganggukkan kepala dan bertanya-tanya apa yang mereka lakukan terhadap bau busuk itu. Setelah seharian menggunakan tempat sampah plastik di sudut toilet, meletakkan bantal di atasnya akan menutupi baunya, namun setelah dua atau tiga hari, tidak ada yang bisa menghentikan bau busuk yang menguar memenuhi ruangan.

Ada bau yang hilang karena semakin sering kamu menciumnya, tapi bukan itu. Butuh beberapa waktu bagiku untuk menyadari bahwa mereka sedang membicarakan sesuatu yang sama sekali berbeda.

Jadi mungkin ada banyak hal yang kulewatkan, yang tidak akan pernah kulihat. Tapi bagaimana kamu tahu bahwa tidak ada dunia lain di luar sana yang juga kamu lewatkan?

Bagaimana jika ada seluruh alam semesta di luar sana yang tidak dapat kamu pahami karena kamu tidak memahaminya? Karena kamu tidak punya indra yang tepat untuk memahaminya? 

Aku tidak tahu seperti apa matahari terbit itu, tapi aku merasakan kehangatannya melalui celah jendela kamar tidurku, atau di dalam mobil dalam perjalanan ke sekolah, atau membangunkanku di pagi hari saat aku tidur di halaman belakang karena ayahku telah mengunciku di luar malam sebelumnya. Aku tidak tahu seperti apa wajah sahabatku, tapi aku ingat seperti apa suaranya saat dia bertanya ke mana saja aku selama seminggu ini dan aku bilang padanya aku sakit, dan dia berkata, "Lagi?"

Aku tidak tahu memar itu seperti apa, tapi aku tahu ada kalanya aku bertanya kepada guru apakah aku boleh berdiri di belakang ruangan daripada duduk, karena itu terasa lebih nyaman. Atau hari-hari ketika tas buku yang disampirkan di bahuku dan menyentuh lenganku mengirimkan rasa sakit tumpul hingga ke sumsum tulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun