Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekal Abadi

6 September 2025   13:58 Diperbarui: 6 September 2025   13:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kamu juga.

Dengan garpu dan pisau kita mencicipi makanan. Aku menyesap anggurnya, dan mengakui, dengan lembut, mengapa Chenchen selamat dari pitbull.

Kamu berhenti mengunyah.

Angin sepoi-sepoi menggerakkan lonceng angin di jendela di samping kita.

"Apa maksudmu? Kok bisa?" Kamu menelan ludah saat kamu bangkit dari meja. Matamu menatap tajam tanda tak setuju. Aku membayangkan apartemen kita tanpa tumpukan buku atau kaus t-shirt yang menutupi sofa, ketika semuanya tersapu oleh perbedaan pendapat. Aku memikirkan furnitur mana yang menjadi milikmu dan mana yang menjadi milikku.

Lalu kamu tersenyum. Kamu menciumku dan kembali duduk. Kamu menatapku seperti biasa.

Kekal Abadi sungguh luar biasa.

Cikarang, 28 April 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun