Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekal Abadi

6 September 2025   13:58 Diperbarui: 6 September 2025   13:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Setelah itu, aku mencoba berhati-hati. Masuk akal, dong. Namun seiring berjalannya waktu, dan benda-benda yang kita semprotkan dengan Kekal Abadi mampu bertahan dari berbagai macam kecelakaan dan pertikaian dengan cat, pintu mobil, dan---sekali---pisau dapur, aku menjadi sedikit hiperaktif.

Kamu tersenyum, menandai beberapa barang dengan semprotan, tetapi menjauhkan sepatu favoritmu.

"Aku suka merasakan kelembutan sepatu lama," katamu.

***

Suatu hari, aku memasukkannya sedikit ke dalam akuarium. Ikan mas peliharaan kita terus menerus mati, jadi patut dicoba. Ikan yang itu tidak mati.

Maka, aku menaruhnya di makanan kucing. Aku tahu menurut label buruk untukku, tapi kita menyukai Chenchen. Dia manis dan lembut dan suka dipeluk. Membayangkan kehilangan dia seperti aku kehilangan Astro di SMA, mengejar pantatku, kencing di mana-mana dan tiba-tiba kejang-kejang di ruang tamu ... aku lebih baik tidak mengalaminya lagi.

Ada baiknya aku melakukannya.

Dua hari kemudian di taman kompleks perumahan, seekor anjing pitbull tersenggol saat dia berlari melewati Chenchen, berbalik, dan melingkarkan giginya di leher kucing kita. Pada saat kita, sambil berteriak-teriak, mengusirnya, Chenchen menggelengkan kepalanya dan mengeong. Kita mengejarnya dan dia terengah-engah, sama sekali tidak terluka.

"Oh, Tuhan," katamu, terkejut.

***

Malam berikutnya, bunga tulip segar dari pasar terkulai sempurna di tepi vas kristal warisan nenekku dan cahaya lilin membuat makan malam ulang tahun perkawinan kita dalam kilauan anggur dan kehangatan masakan yang kaya aroma bumbu. Mejanya, kemeja dan celanamu yang baru disetrika, sepatu usang itu, setiap detailnya membuatku tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun