Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gondola Kereta Gantung

22 Agustus 2025   08:08 Diperbarui: 22 Agustus 2025   07:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: cbc.ca

"Oh, mereka tidak pergi. Maksudmu monyet-monyet tak berbulu?"

Hanya itu yang didengar Lastri, sebelum dia menghilang dari pendengarannya.

Monyet itu terus berbicara.

"Mereka tidak pergi. Mereka mati."

Sanguan mendadak kaku.

Gondola bernama Sanguan tiba di atas dan pintu terbuka. Monyet itu berjalan ke tempat datar di ujung lereng dan mulai menggiring bola.

"Semuanya terbakar," gumamnya.

Dia memantulkan bola ke dinding stasiun.

"Yah, mereka punya teori dalam olahraga yang disebut latihan berlebihan. Untuk membangun diri sendiri, manusia harus menghancurkan diri sendiri. Harus membuat tubuh stres, dan kemudian pulih. Dan ketika pulih, tubuh beradaptasi dengan stres. Namun tanpa pemulihan, manusia tidak akan bisa beradaptasi. Manusia baru saja mogok. Monyet tak berbulu yang biasa berolah raga di sini, mereka mogok. Dan tidak hanya dalam berolah raga. Dalam segala hal."

Baca juga: Firaun dan Styx (Cerita Fiksi Surealis)

Sanguan baru saja meninggalkan stasiun untuk turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun