Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rencana Tuhan

10 Agustus 2025   21:02 Diperbarui: 10 Agustus 2025   21:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Diah tidak memberitahu Bibi Desi bahwa dia baik-baik saja. Sudah empat minggu berlalu dan dia sudah mulai melupakan seperti apa rupa ibunya.

"Aku baik-baik saja," katanya sambil menyesap susunya. Mugnya sumbing di dekat pinggirannya dan rasa susunya sedikit masam.

***

Dia bangkit, berjalan ke jendela dan mengintip keluar.

Bibi Desi berkata ada sesuatu yang tidak beres pada dirinya. Sesuatu di matanya. Tapi Diah tidak yakin. Dari apa yang dia lihat, saat pemakaman, Bibi Desi-lah yang tidak bisa mengalihkan pandangan darinya sepanjang waktu. Cara dia memandangnya.

"Sedang hujan," katanya, hidungnya menempel di kaca.

Diah bertanya-tanya apakah ayahnya masih menunggunya. Dia tiba-tiba marah padanya. Dia telah memberitahu Ayah jutaan kali bahwa dia hampir berusia tujuh belas tahun dan yang belum dia butuhkan adalah seorang pendamping. Tapi dia khawatir tentang ayahnya, si tua bodoh, dan berharap Parno mempunyai akal sehat untuk pulang atau setidaknya berlindung di bawah kanopi warung tegal.

"Saya berharap ada sesuatu yang bisa saya lakukan," kata Sang Imam sambil berbalik.

"Bapak Imam tidak perlu melakukan apa pun untukku," kata Diah. "Atau bacakan doa apa saja untuk Ibu."

Diah mengusap bibir cangkir dengan jarinya, mengikis sisa remah yang tak seharusnya ada dengan kukunya. "Aku tidak mencari jawaban."

Imam tersenyum, mengangguk. "Tapi menurut saya, saya harus mencobanya. Bagaimana kalau pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja? Bahwa Tuhan bergerak dengan cara yang misterius? Bahwa itu semua adalah bagian dari rencana besar-Nya? Sesuatu seperti itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun