Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Resital

4 Agustus 2025   22:34 Diperbarui: 4 Agustus 2025   22:34 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sersan Mayor Yudhi Kasiridho bergeser di kursi lipat logam sambil menahan kentut. Memeriksa arlojinya. Baru dua puluh menit. Dua pertunjukan singkat dan dia sudah ingin merokok.

Duduk dengan tangan terlipat di dada, berusaha untuk tidak menyentuh wanita di sebelahnya, tapi itu tidak mudah. Dia mengambil lebih jauh daripada bagian pabrik susunya, begitu pula parfumnya. Baunya seperti pengharum ruangan yang Kristin simpan di kamar mandi untuk menutupi aroma sisa buangan hajatnya.

Dia membaca ulang programnya. Konservatorium Musik Mabel. Direktur, Ny. Fala Mabel. Nyonya. Seorang perawan tua kurus kering dengan hidung seperti Cocor bebek. Mengajar di ruang tamu sambil membungkuk di depan keyboard bersama anak-anak bertangan monyet satu demi satu. Dia menjemput Ayodya setelah pelajarannya pada akhir pekan yang dia kunjungi. Cocor Bebek selalu mengibaskan bulu matanya sambil terkikik. "Oh, Sersan Yudhi, Ayodya punya bakat musik yang luar biasa," desahnya. Seakan-akan dia belum tahu kalau putrinya spesial.

Ayodya tampak gugup. Dia melipat dan membuka lengannya, matanya melihat sekeliling. Ayahnya muncul di menit-menit terakhir, masih mengenakan seragamnya. Yudhi bahkan tidak yakin Ayodya tahu dia ada di sana.

Ya Tuhan, dia tampak dewasa dengan gaun malam kuningnya, tapi riasannya benar-benar mirip dengan film horor. Jelas sekali ide brilian ibunya. Bibirnya berwarna merah Julia Robert dalam Pretty Woman, matanya tampak seperti anak malang yang baru saja dipukuli komplotan perundung di sekolah.

Dia bisa melihat bagian belakang kepala Kristin. Dia dan kekasihnya di barisan depan. Seorang sales dealer mobil bekas, demi Tuhan! Dan lihat si buaya itu melompat, mengambil foto seolah Ayodya adalah miliknya. Bajingan bersepatu putih. Kristin membawanya ke pertunjukan hanya karena dendam. Yah, dia dan Tuan Daihatsu Bekas bisa langsung menuju neraka. Dia adalah ayah Ayodya dan tidak ada yang akan menggantikannya. Tidak ada.

Seorang gadis berambut oranye berdiri di dekat piano, merapikan bagian atas gaun strapless pink-nya. Anak malang. Tentu saja tidak ada metronom yang menahannya. Gadis itu menyeringai, memperlihatkan kawat gigi. Kemudian wajahnya seperti sedang sembelit. Dia menggenggam tangannya di pinggangnya sementara Cocor Bebek memainkan intro.

Ah, misteri hidup yang manis, akhirnya aku menemukanmu, ratapnya.

Ah, akhirnya aku tahu rahasia semua itu.

Nada tinggi mencicit seperti anjing yang ekornya dilindas roda truk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun