Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semua Dahulu Kala

18 Februari 2023   06:13 Diperbarui: 18 Februari 2023   06:28 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana mungkin dia tidak tahu namanya?" Ratu bertanya-tanya. "Aku bertanya kepada setiap orang yang kutemui di pesta pertama kita: siapa kamu, siapa orang tuamu, dari mana asalmu. Aku ingin tahu sampai ke hal-hal sekecil-kecilnya."

"Bagaimana mungkin dia tidak tahu seperti apa dia?" tanya Raja. "Aku tahu aku menghabiskan tarian pertama kita dengan mengingat setiap pori=pori kulitmu: mata, rambut, hidung, bibir...."

Mereka saling memandang dan tersenyum.

"Mungkin dia adalah pembicara yang luar biasa. Dan mungkin putra kami sangat pemalu sehingga dia menghabiskan seluruh pesta dansa hanya menatap sepatunya?" Ratu bertanya.

"Kuharap begitu, sayangku," desah sang Raja.

***

Dahulu kala ada sebuah sepatu, yang menjadi sumber keributan di antara para wanita di kerajaan tertentu.

Ayah mereka mencoba berunding dengan mereka. "Sandal itu benar-benar tidak praktis! Kaca? Serius? Salah melangkah maka sandal itu akan hancur dan mengiris kakimu berkeping-keping! Dan dua ukuran terlalu kecil untukmu! Hanya karena ratu memakai sesuatu seperti itu sekali bukan alasan agar ratu melompat dari tebing, bukan?"

Ibu mereka hanya menghela nafas bersama dan berkata, "Begitulah yang menjadi mode. Tunggu dulu. Musim lalu celana compang-camping yang dijahit dari seribu potongan kecil perca berbulu, tahun depan mereka akan menginginkan kulit anjing totol atau kostum gadis angsa atau hanya Tuhan yang tahu. Kalian akan melihat...."

***

Dahulu kala ada seorang pelayan dapur. Bukan pelayan dapur yang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun