Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melati Gurun Pasir (4)

17 Januari 2023   12:12 Diperbarui: 17 Januari 2023   12:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oriental tea set with tea from jasmine flowers. Jasmine tea - (Photo by Nikolay_Donetsk)

Sang Kakek hidup tetapi tidak cukup lama untuknya
hidup cukup panjang untuk melati putrinya
cukup untuk pasang surut pulau Weh
air keruh selama kenduri maulid
cukup untuk melecutkan sirp bersayap di laut Andaman


Para bibi mencelupkan kaki dalam air
menggosok pasir ke wajah tubuh tubuh
tak hilangkan sel mati
anoi hitam sepuluh tahun

menghitung kerikil kuburan
mengering mata bibi
mengelupas tubuh
menghilang laki-laki amnesia


Si Emak hidup pada seluruh waktu
tinggal di tubuh laki-laki
laki-laki yang menelan pita suara
laki-laki yang melepaskan gulungan rambut
laki-laki yang lupa bahwa mencabut kuncup adalah
tindakan merugikan bagi diri Sang Kakek


Si Aku hidup tetapi tidak cukup lama
untuk melihat perempuan seperti mercusuar
mati sel sampai bersih seperti pasir Rubiah

Bandung, 17 Januari 2023

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun