Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanda pada Halaman

4 Januari 2023   12:55 Diperbarui: 4 Januari 2023   13:23 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
youtube.com/Encoders Lab

Penulis-Yang-Tidak-Pernah-Menulis-Sepatah-Kata-Pun telah membaca banyak sekali buku tentang menulis. Dinding kamarnya penuh dengan poster garis besar terstruktur dari novel yang belum dia tulis, cerita yang belum dia mulai, adegan terkait dengan orang lain dengan tanda panah, manipulasi rumit dari struktur naratif paling cerdik dari karya apa pun yang tidak pernah ditulis.

Jadi, dia akan membaca dan meneliti dan merencanakan dan membuat garis besar sampai suatu hari, menulis dari kehidupan, ketika dia mendapatkan ide cerita tentang seorang penulis yang tidak pernah sempat menulis apa-apa.

Dia mencatat karakter protagonis utama, seseorang yang kehidupan dan tingkah lakunya sangat mirip dengannya. Dia mempelajari buku teks penulisan kreatif dan menguraikan potensi struktur naratif, yang akan menjadi kisah tentang seorang penulis yang tidak pernah sempat menulis apa pun. Yang memiliki ide tentang terobosan dalam kecemerlangan sastranya, namun penulisnya tersiksa karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah menulisnya.

Dengan penuh semangat, Penulis-Yang-Tidak-Pernah-Menulis-Sepatah-Kata-Pun akan menuliskan ide-ide pada selembar kertas A4 70 gsm, menghubungkan ide-ide dengan panah, menambahkan yang lain dengan catatan ringkas Post-It yang berkerinyut.

Dia bisa mulai di tengah-tengah, menguraikan kesulitan penulisnya yang tidak pernah menulis, sebelum kembali ke masa lalu di mana dia bisa meletakkan benih temanya dan menguraikan penderitaan tokoh utama.

Ya, ceritanya bisa tentang seorang penulis yang tidak pernah sempat menulis apa pun yang memiliki ide yang akan menjadi terobosan dalam kecemerlangan sastranya, yang tersiksa karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah menulisnya, yang kemudian menulis cerita tentang seorang penulis. tidak pernah sempat menulis apa pun yang memiliki ide yang akan menjadi terobosan dalam kecemerlangan sastranya, yang tersiksa karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah menulisnya.

Kemungkinan naratif terbuka di hadapannya, ketika Penulis-Yang-Tidak-Pernah-Menulis-Sepatah-Kata-Pun dengan bersemangat membayangkan jalinan plot dan sub-plot, membongkar misteri teka-teki, narasi fraktal yang membentuk permadani pengulangan tanpa batas.

Dia membentangkan lembaran-lembaran kertas di atas karpet berdebu, menempelkan catatan Post-It di antaranya, saat karya jeniusnya yang luar biasa berkembang.

Ya, ceritanya adalah tentang salah satu penulis yang tidak pernah sempat menulis apa pun yang memiliki ide yang akan menjadi terobosan dalam kecemerlangan sastranya, yang tersiksa karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah menulisnya, yang kemudian menulis cerita tentang seorang penulis tidak pernah sempat menulis apa pun yang memiliki ide yang akan menjadi terobosan dalam kecemerlangan sastranya, yang tersiksa karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah menulisnya, yang memutuskan untuk menulis cerita tentang seorang penulis yang tidak akan pernah sempat menulisnya.

Maka Penulis-Yang-Tidak-Pernah-Menulis-Sepatah-kata-Pun dengan tergesa-gesa menyusun ulang lembaran di lantai, pusaran ide yang terus berpusing sementara di mejanya tergeletak buku catatan dan panci untuk memasak mi instan, tidak ada satu pun tanda baca atau aksara di halamannya. Dan bolpoin, yang tidak akan pernah digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun