Aku menjerit kecil karena khawatir ketika terdengar derit di luar pintu kamarku. Aku tidak yakin harus melihat ke mana sekarang, karena aku tahu mengalihkan pandangan dari monster itu akan membuatnya menerkam.
Pintu kamarku terbuka dan cahaya masuk. Kegelapan surut bersama dengan ketakutanku. Sekarang aku dapat melihat bahwa apa yang kupikir adalah monster hanyalah boneka beruang besar yang baru-baru ini dibelikan ayah untukku di pameran produk UMKM, yang kuletakkan di kursi sebelum aku tidur malam ini.
Sebuah sosok yang akrab terlihat di ambang pintu
"Ada apa, Dinda? Mimpi buruk?" tanya ibuku, melangkah masuk.
Ibu datang dan mencium keningku.
"Tidak apa-apa, Sayang," bisiknya. "Hanya badai, tidak bisa menyakitimu. Kembalilah tidur."
Semuanya baik-baik saja. Monster-monster yang beberapa saat lalu tampak begitu nyata hanya ada di kepalaku.
"Malam, bu," bisikku lelah, sudah dalam perjalanan kembali tidur.
***
Dari dalam lemari, tak terlihat oleh Dinda dan ibunya, sepasang mata yang gelap, jahat, dan penuh kebencian mengawasi dan menunggu.
Bandung, 30 November 2022