Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Tinggal

28 Oktober 2022   19:00 Diperbarui: 28 Oktober 2022   19:02 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memejamkan mata dan merasakan napas panas berhembus di wajahku. Wajah Henry telah menjadi apa yang membakar pikiranku.

Dan kemudian dia menyebutkannya.

Dalam teriakan oanjang melengking, dia memanggil namaku.

Aku membuka mataku.

Tidak ada apa-apa.

Aku meninggalkan kawasan Laut Hitam sesegera mungkin tanpa pernah mengatakan apa-apa tentang penemuanku, dan tidak membawa apa-apa kembali.

Bagian terakhir itu bohong.

Sesuatu mengikutiku. Itu sebabnya aku menulis ini.

Sekarang pukul tiga pagi, di rumah peristirahatanku yang sepi.

Aku tidak tahu apakah aku masih waras.

Ada sosok yang kukenali di kebun belakang. Aku akan keluar untuk menemuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun