Telepon berdering keesokan paginya saat aku sedang membuat kopi. Sebuah suara yang tidak bisa langsung dikenali berkata, "Han?"
"Betul," jawabku. "Siapa ini?"
"Sambadi. Aku yakin kamu meneleponku." Sambadi tak lagi berbicara 'Anda' dan 'saya'.
'Ya, aku menelepon tadi malam. Aku punya sesuatu."
"Apakah itu penting?"
"Kurasa begitu," jawabku.
Sambadi ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Bisakah kamu menemuiku di Skypool Kempinski jam setengah satu?"
"Aku akan ke sana," jawabku.
Kembali ke dapur, aku telah meminum setengah dari kopiku ketika bel pintu berbunyi. Begitu membukakan pintu, Ratna Dadali mengejutkanku dengan kehadirannya.
Oh, hai, aku pikir kamu bu Sulis. Aku meminta dia membersihkan isi kulkas. Ngopi?"