Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 21)

23 September 2022   09:30 Diperbarui: 23 September 2022   09:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia melihat Ai dengan mata redup jenuh berkabut. Jelas sekali dia merasa kasihan. Lalu dia menoleh ke Lola.

"Aku memang preman, tapi setiap ada masalah di sini pasti gara-gara kau."

Lola mendesis, lehernya menggeliat sebelum akhirnya melangkah pergi.

"Untung lu masih gue biarin hidup hari ini. Tapi gue bersumpah, laen hari lu kagak bakalan lolos lagi dari gue. Gue bakal bikin perhitungan ke lu," dia meludah dan kembali menuding Rano.

Rano tertawa.

Kalau bukan karena lelaki itu justru kamu yang akan terkapar, katanya dalam hati dan kembali tertawa.

Pria itu menatap Rano dan Suti. "Adikmu bukan petarung, jaga dia. Hati-hati dengan gadis itu dan kawan-kawannya. Dia itu kesurupan setan dan lebih pantas jadi kuntilanak. Dia tidak normal," katanya.

Rano mengangguk. "Terima kasih."

Suti tidak mengucapkan sepatah kata pun. Bibirnya terkatup rapat dan kedua tangannya menggandeng lengan Rano erat-erat saat mereka berjalan pulang.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun