Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Penulis

22 September 2022   17:00 Diperbarui: 22 September 2022   17:06 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menyerahkan kartu namaku padanya. Dia menempelkan kacamata ke matanya dan membaca. Dia mencoba berbicara, tetapi yang muncul hanyalah suara serak. Dia mengacungkan jarinya, mengisyaratkanku untuk menunggu. Setelah serangkaian batuk berdahak, dia berkata, "Kamu seharusnya malu pada dirimu sendiri."

"Maaf," kataku sekali lagi dan mulai berjalan pergi. Ada sedikit yang bisa diperoleh dari upaya seseorang untuk menjelaskan sesuatu yang tidak dipahaminya sendiri.

"Aku akan menelepon polisi," katanya. "Aku tahu siapa kamu sekarang. Aku punya kartumu."

Aku berbalik dan mengangguk. "Itu akan baik-baik saja, Bu," kataku. "Mereka bisa menghubungi saya di nomor yang ada di kartu. Semoga harimu menyenangkan."

Beberapa minggu kemudian, aku menerima telepon. Pada awalnya, yang aku dengar hanyalah suara berderak. Aku pikir karena koneksi jaringan yang buruk. Kemudian aku mendengar suaranya dan menyadari bahwa suara yang kudengar berasal dari perempuan tua itu.

"Aku memintamu menyelidiki," katanya.

"Ya Bu. Apakah Anda ingin alamat saya?" tanyaku.

Ada jeda. Aku bisa mendengar napasnya.

"Bagaimana kalau kamu datang saja ke sini?" katanya.

Ketika dia membukakan pintu, dia berkata, "Aku harap kamu tidak menjual apa pun, karena aku tidak punya uang."

Aku mengatakan kepadanya siapa aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun