Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 11)

15 September 2022   21:10 Diperbarui: 15 September 2022   21:11 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tiket garasi?" tanya Ernesto dengan nada bingung.

"Semacam kuitansi," aku menjelaskan. "Anda mendapatkannya ketika menitipkan mobil di garasi." Aku melihat tiket lagi. "Yang ini berasal dari Garasi Jelambar di Jakarta."

Kapten Ernesto menggelengkan kepalanya. "Diego never has been to Jakarta," katanya tegas.

"Hmm... tidak mungkin," gumam Dokter Nasir.

"Yah, itu keluar dari dompetnya," kata Jaka yakin. "Jatuh dengan sendirinya."

"Luar biasa," gumam Dokter Nasir. "Apa yang akan dilakukan Diego dengan tiket garasi di Jakarta?"


Aku berkata, "Itu sama sekali bukan punya Diego. Entah itu punya Danar atau ditinggalkan oleh seseorang yang tinggal di kamar yang sama. Bagaimanapun, aku akan memberikannya kepada Danar begitu dia datang."

Aku mengambil tiket itu dari Jaka dan memasukkannya ke dalam dompetku, Lalu aku menoleh ke Kapten Ernesto. "Kapten, malam sebelum Diego meninggal, dia sempat sadar selama beberapa menit. Aku tidak tahu apakah dokter telah memberi tahu kamu tentang hal ini?"

"Belum," kata Dr. Nasir. "Tapi silakan jelaskan padanya apa yang terjadi."

Ernesto menatapku, menunggu dengan ekspresi penuh harapan.

"Aku menjenguk Diego, dan dia berbicara beberapa patah kata," ujarku. "Yang kutangkap adalah dia memanggil 'Kartika'. Itu saja. Aku hanya berpikir keluarganya mungkin ingin tahu itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun