Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memelihara Naga

4 September 2022   14:14 Diperbarui: 4 September 2022   14:18 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Aku mengintip keluar pada hari Kamis dan melihatnya berkeliaran. Emas tampaknya telah membangkitkan nafsu baru pada monster itu, dan sekarang dia berkeliaran di antara rumah-rumah, melihat ke jendela.

Aku yang dia inginkan. Aku tidak pernah meragukan itu. Dia mencicipi liontinku, rasa bersalahku.

Apakah itu pedas? Aku mencoba membayangkan perpisahan yang tak terucapkan, gagal pulang tepat waktu.

Malam itu aku mengisi ransel dengan semua perhiasan lama. Tanganku gemetar. Aku memasukkan beberapa peralatan perak dan kandil yang mungkin terbuat dari kuningan biasa.

Aku menunggu sampai melihatnya menghilang ke dalam sarang sebelum mengayuh dan melemparkan ranselnya ke celah.

Dalam kegelapan, asap tampak lebih tebal dari biasanya. Desis napas naga lebih lantang dibandingkan suara jangkrik. Aku berlari pulang dan baru tahu dia mengambil barang-barang itu ketika menemukan ranselku yang robek di teras keesokan paginya.

Pada hari Jumat, aku pergi ke toko barang bekas. Selama seminggu, aku mengisi tas rajut dengan perhiasan bekas, cangkir, nampan, dan patung-patung kecil yang terbuat dari kaca. Aku membuang-buang setengah gajiku untuk sampah orang lain, untuk barang koleksi yang rusak, pada batu permata plastik dan perhiasan plastik berlapis cat perak.

Satu per satu aku jatuhkan di celah batu. Monster itu mengambil hartaku, tapi aku butuh seminggu lagi untuk menyadari bahwa aku memiliki seekor naga.

***

Aku tidak tahu di mana dia menyimpan semuanya. Celah batu itu tidak cukup dalam. Mungkin dia memakan barang-barang itu, melahap sisa-sisa kehidupan kami dan membiarkan sapi-sapi tetap hidup. Setidaknya sampai aku melewatkan waktu makan. Dua bulan memelihara naga membuat pekerjaanku terhambat sehingga aku harus lebih sering lembur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun