Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selebrite Elite

8 Januari 2022   13:00 Diperbarui: 8 Januari 2022   22:48 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu tidak bisa berhenti kecuali mereka melepaskanmu, mengatakan bahwa kamu sudah selesai atau berada dalam peti mati garis miring kantong mayat. Mayat yang ganteng atau cantik, direkayasa dengan sempurna.

Aku sedang duduk di sebuah bar di Kemang ketika breaking news muncul di TV.

"Bintang sinetron ternama Rania Vanihol akan dimakamkan  malam ini di Evergreen Sosialite Hill. Upacara terbuka untuk umum dan media karena Rania tidak punya keluarga yang masih hidup untuk hadir. Si cantik berambut merah ditemukan tadi malam setelah kecelakaan mobil tragis yang merenggut nyawanya saat dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Cikupa. Menurut keterangan para saksi, dia sebelumnya minum alkohol melebihi batas dan menabrak pembatas jalan yang menyebabkan mobilnya jatuh 30 meter ke jurang dan kemudian terbakar. Demikian menurut Samson Parangtumpul, pengawalnya, seorang veteran yang telah bersama Rania sejak peran protagonisnya di sinetron 'Alap-Alap Lintas Pantura', yang menemukan reruntuhan kecelakaan. Dia menjelaskan bahwa Ranya memberinya cuti sore itu, tetapi ketika Rania tidak pulang malam itu, dia takut yang terjadi hal-hal yang buruk terhadap atasannya dan pergi mencarinya. Massa telah berkumpul di depan rumah kediaman Rania untuk memberikan perhormatan terakhir dan meratapi kepergian aktris terlaris itu."

Bartender yang sedang menyusun gelas di rak belakang mendecakkan lidah dan menggelengkan kepalanya.

"Tragis. Dia masih sangat muda dan berbakat. Sepertinya gadis yang baik juga."

Aku mengangguk setuju. Dia adalah gadis yang baik.

Wiski yang kuteguk memberi kenikmatan rasa hangat yang mengalir di dadaku.

Bar berbau apek, seperti bir basi dan asap rokok yang melekat di dinding membentuk lapisan nikotin menahun.

Aku menangkap bayanganku di cermin di belakang bar dan tersentak kaget. Masih belum terbiasa dengan wajah yang balik menatapku. 

Rambut hitam, dipotong terburu-buru. Hidung patah yang dipasang gips dan memar gelap di bawah kedua mata---hasil dari operasi hidung yang aku lakukan sendiri dengan membenturkan wajah ke dinding sampai pingsan.

Aku melihat bartender menatap luka di wajahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun