Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Stambul Kehidupan

16 Juni 2021   08:09 Diperbarui: 16 Juni 2021   08:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lagu keroncong, lagu keroncong merdu sekali 
midah bernyanyi, midah bernyanyi menghibur hati 
bibir tersenyum, masa tertawa kuninglah gigi 
kilauan emas, ya tuan; bukan tak berus bersih 

sedari kecil, oh sayang, midah hidup merana 
ibu dan bapak tak ambil peduli yang midah suka 
senang menyanyi keroncong lagu ternama 
satu tamparan di pipi hadiah ayahanda

belumlah dewasa, midah pun dikawin paksa 
lelaki bandot tua, bini ada di setiap kota 
sungguh tak tahan, midah pergi berkelana 
nyanyi keroncong di jalan, sesuka-suka

sambil mengamen, oh tuan, bunting bukan buatan 
bukan benih cinta, ya sayang: akibat perkosaan 
bulan menua, oh sayang, sembilan bulan 
lahirlah bayi tak berdosa, dari pengamen jalanan 

midah mengenal cinta, pada tuan opsir polisi 
memberi nama si bocah sbagai rodjali 
jalan terbentang, masyhur sebagai penyanyi 
penghibur hati, ya sayang, kaum lelaki

lagu keroncong, lagu keroncong merdu sekali 
midah bernyanyi, midah bernyanyi menghibur hati 
emas giginya, ya, tuan; elok berseri 
serahkan badan sembarang kaum lelaki

 

Bandung, 14 Maret 2016

 

Terinspirasi novel Midah Si Manis Bergigi Emas (Pramoedya Ananta Toer)

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun