Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Belas Kematian

14 Juni 2021   22:04 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu malam di awal bulan Juni, lampu gantung jatuh dari atas dan membunuhnya di atas panggung.

Tanganku menyentuh Pendaur sebelum ada yang bisa berteriak.

***

Dia mengatakan kepadaku bahwa hari itu terasa aneh untuk kedua kalinya. Aku mengatakan kepadanya bahwa deja vu adalah kekuatan misterius.

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa aku tidak mengatakan yang sebenarnya.  Tetapi aku bertanya kepadamu: apakah kamu ingin tahu apakah kamu mati dan mungkin akan mati lagi? Bapak mengoceh tentang variabel dan efek samping Pendaur juga, dan aku membayangkan Rena mengetahui akan menjadi variabel terbesar.

Bagian gelap diriku menyukai bahwa dia tidak tahu. Untuk sekali ini, aku adalah konstanta yang tak berubah.

Aku menelepon pub dan menyuruh mereka memeriksa lampu gantung. Mengenakan tuksedo satu-satunya, aku menahan napas saat dia membuka matanya.

Lampu gantung tidak jatuh.

Seorang lelaki tiba-tiba berdiri dari kursinya dan menembak Rena tiga kali.

***

Peristiwa ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun