Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Belas Kematian

14 Juni 2021   22:04 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rena tampak kurang sehat tetapi bersikeras untuk tampil. Lampu gantung dikencangkan, lelaki yang membawa pistol ditangkap di pintu masuk.

Rena menyelesaikan lagunya dengan nada tertinggi.

Kemudian, dia mengalami serangan jantung.

***

Empat, lima, enam, tujuh. Aku menyukai angka.

Dalam dongeng, hal-hal sering datang berpasangan atau tiga kali lipat, tetapi angka favoritku adalah nol. Ketiadaan menyiratkan bahwa sesuatu itu ada, dan kamu hanya perlu menemukan cara untuk mempertahankannya. Apakah itu sebuah kata? 'Sesuatu'?

Maaf, aku melantur. Kamu ingin tahu tentang Rena.

Hipertensi, Luka tusuk, serangan jantung, lampu gantung.

Aku terus mencoba.

***

Delapan, sembilan, sepuluh kematian. Kulitnya, matanya, bibirnya semuanya memutih, tetapi suaranya bertahan---suara itu menjadi lebih mempesona yang berasal dari tubuh yang rusak. Dia bernyanyi. Dia bergoyang. Dia meninggal. Dia tidak pernah bergoyang saat bersamaku, bahkan ketika aku tersenyum atau membuka ritsleting celanaku. Aku tahu dia mencintaiku. Dia hanya lebih menyukai musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun