Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Belenggu Cinta

18 Februari 2021   18:55 Diperbarui: 18 Februari 2021   19:00 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta(Teraphim) /Kompas.com

Rasa itu telah lahir

Sekalipun enggan berkisah

Rona mata batin melingkar

Tatap haru dalam dekapan prahara

Buka lembaran kertas kisah

Biarkan semuanya terjadi

Tanpa pembahasan halaman 

Ku merenung di persimpangan hati

Mengapa bersemi di kala prahara? 

Bebal hati tak urungkan langkah

Tak berdaya menampik rasa

Tenggelam dan terus tenggelam

Terbelit kisah 

Semuanya mewangi

Jalan bertabur melati

Hingga asa berbuih

Surut di tepian hati

Tiada kabut 

Hanya sinar terburai

Robeklah hatiku

Hingga cinta menyembur

Mata terpejam menahan 

Menahan kepergian cinta

Biarkan semua bersemayam

Menjadi keabadian

Semua menjadi indah

Hatinya menawan kegelisahan

Hingga syahdu bak mawar dan duri

Tak ada lagi kesunyian

Sebab duri cinta menancap

Tepat di ulu hati terdalam

Aku mati dalam cinta

Cinta mengikatku

Mimpi arungi laut 

Laut penuh cinta dan cinta

Tenggelamkan aku 

Lebih dalam lagi

Ke dasar lautan cinta

Hingga karam tak terangkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun