Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dendang Tuan Puan Duka Kaum Papa

17 Mei 2020   16:44 Diperbarui: 17 Mei 2020   16:35 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuan dan puan disana bersama dalam kawanan satu sekoci

Menari dan tertawa mereguk terus kedustaan

Sementara kaum papa berlimpah peluh menahan panas bara api

Tak bisa kah rekan tuan puan yang baik hati berbisik

Beri bisikan termanis sekalipun hanya setetes madu

Beri tahu mereka bagaimana rasanya didekati bara api

Beri tahu mereka rasanya perut penuh dengan janji

Kekuasaan tak fana bahkan menjadi cerita berbalik

Banyak kisah alam di balutan waktu bercerita

Tentang rusak dan patahnya kursi singgasana

Tentang kepala yang terluka tertusuk mahkota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun