Malam hari terjadi, lalu apa yang terjadi ternyata kurang sesuai dengan ekspektasi. Memang begitu isi dari komunikasi, terkadang terkandung beda cara memahami.
Malam sudah terjadi, telah terlewati. Beda itu juga sudah terjadi, menyisakan beberapa hal yang ingin dan akan aku utarakan. Bukankah demikian?! untuk mencicipi lega itu, lebih baik tidak hanya sekadar disimpan.
Mengucapkannya sering tidak mudah untuk dilakukan, lebih baik aku tulis saja. Apakah itu berbentuk pertanyaan ataupun penjelasan, mungkin juga gambaran demi gambaran. Aku tuliskan saja, secara perlahan.
"Ketika aku berhasil membuatmu penasaran, apakah itu membuatmu jadi merasa tertekan?!"
"Coba kamu baca tulisanku di bawah ini, yang tentu aku tujukan hanya untukmu."
"Kamu baca saja, tidak perlu berkomentar. Kamu telaah saja, tidak perlu banyak berujar."
Kesepian, itu jalanmu untuk terbebas dari temaram. Kebisingan, itu hanya akan membuatmu lebih lama lagi merasa sungkan.
Kesunyian, itu bekalmu menuju ketenangan. Ketagihan, itu bukan salah satu ciri yang mesti terus-menerus kamu jelajahi.
Keindahan, itu terletak di pikiran. Rasa nyaman, tidak pernah diperjualbelikan. Kamu rasakan saja keduanya itu, tanpa harus kamu pertontonkan.
"Masih banyak yang ingin aku tuliskan, namun aku cukupkan sekian."
"Masih panjang yang ingin aku utarakan, namun biarkan saja itu semua seiring perjalanan."
Kekeringan, itu semua dampak dari keterlenaan. Kegigihan juga bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan, ketika apa yang menjadi landasan hanyalah sekumpulan angan-angan, yang sangat mungkin tak pernah memiliki tuan.
"Kamu perhatikan, masih saja tanganku ini mengetik. Menuliskan yang ingin kukatakan, tanpa harus aku ucapkan."
"Bukankah memang demikian?! cukup aku tuliskan, toh masing-masing dari kita sama-sama memiliki wawasan bukan?! meski tentu memiliki batasan demi batasan."
"Oh ya! selamat malam buat kamu, sampai jumpa di lain waktu. Kesempatan itu tidak harus selalu, kesempatan itu datang tidak lalu untuk sekadar berlalu."
Menuliskannya ternyata jauh lebih mudah daripada mengucapkannya, lebih bisa mengalir tanpa kerap tersumbat. Lebih bisa dipercaya, ketimbang jadi dilema.
"Ah memang.. menulis jauh lebih menyenangkan, daripada bersinggungan kemudian bertabrakan pemahaman."
Bandung, 07 Oktober 2021