Ketika akan, memandang keindahan di ketinggian;
Melangkah, berjalan, memapah. Kadang sejenak, bersandar. Mengatur nafas, lelah terkelupas.
Manakala, memandang keindahan dari kejauhan;
Tercampur, angan dan keinginan. Bergetar, tergetar. Merasa, terasa. Kecil adanya;
Memandang keindahan, di ketinggian, dari kejauhan. Luas yang terhampar, pembelajaran.
Terbayang pernah yang terkadang,
Mendekat akan yang sesaat, melekat ke yang bukan berkat. Menjauh dari patuh, yang adalah sungguh.
Jauh sudah sepasang kaki, melangkah. Masih berujung di tepi yang adalah tapi.
Sepasang mata memang, sanggup memandang. Namun awas, kerap terbang lalu menghilang.
Kedua tangan mengepal, terkepal. Meski entah apa yang digenggam, tergenggam.
Suara yang memukau, kerap geram.
Syair-syair kelam belum sepenuhnya karam;
Kala mendengar hanya seolah, hanya singgah sebentar saja.
Memandang, terbayang, terkenang. Di ketinggian, dari kejauhan.
Salam Puisi, DS 29/09/2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI