Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memahami Kenapa Impor Beras Terus Meningkat, Pemerintah Jokowi Gagal Mengambil Pelajaran dari Negara Lain

1 Maret 2024   09:55 Diperbarui: 1 Maret 2024   10:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/12/16/bulog-terima-5000-ton-beras-impor-dari-vietnam-3_169.jpeg?w=650&q=90

Pengantar

Indonesia, sebuah negara kepulauan yang subur, telah lama dikenal dengan sawah-sawahnya yang menghijau dan produksi beras yang melimpah. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, negeri ini menghadapi paradoks yang membingungkan: mengapa negara agraris seperti Indonesia harus bergantung pada impor beras?

Sejak era 1950-an, Indonesia telah mengimpor beras untuk mengisi stok pemerintah dan mengamankan pasokan di dalam negeri. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, negara ini sempat mencapai swasembada beras pada tahun 1984, namun kejayaan itu tidak bertahan lama. Pada akhir 1980-an, Indonesia kembali mengimpor beras. Faktor-faktor seperti kegagalan perencanaan penyerapan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), kegagalan koordinasi antarlembaga, kenaikan biaya produksi, pertumbuhan penduduk, dan fenomena El Nio telah menyebabkan fluktuasi dalam produksi beras domestik dan kebijakan impor.

Analisis data impor beras dari tahun 2013 hingga 2023 menunjukkan bahwa impor beras cenderung meningkat pada tahun-tahun ketika produksi lokal menurun. Tahun 2018 menjadi catatan penting ketika impor beras mencapai lebih dari 2 juta ton, sebuah lonjakan signifikan yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk produksi beras domestik yang tidak mencukupi dan kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga beras di pasar domestik. Tahun 2016 juga menunjukkan peningkatan impor yang signifikan, dengan total impor mencapai 1,9 juta ton, meningkat sebesar 85,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

https://cdn-assetd.kompas.id/YCVa0PeJlKtlPGr41OZkF70Aw3k=/1280x1027/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F04%2Fc1c29ded-54a5-
https://cdn-assetd.kompas.id/YCVa0PeJlKtlPGr41OZkF70Aw3k=/1280x1027/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F04%2Fc1c29ded-54a5-

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah impor beras. Ini termasuk penandatanganan kontrak impor beras dari negara-negara seperti India dan Thailand, pengguliran bantuan pangan beras kepada masyarakat berpendapatan rendah, penyerapan padi lokal, dan upaya khusus peningkatan produksi padi dan jagung. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk memperbaiki hulu produksi beras, menyediakan mesin pengering gabah, memberikan kredit murah bagi UMKM di sektor pertanian, memajukan teknologi pertanian, memberikan subsidi pupuk, dan mendorong diversifikasi pangan.

Dalam upaya mengurangi ketergantungan pada impor beras, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi lokal dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Namun, tantangan seperti perubahan iklim dan dinamika pasar global tetap mempengaruhi kebijakan impor beras di Indonesia. Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, petani, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan.

Screen Shoot https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=VN208PfdwNI
Screen Shoot https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=VN208PfdwNI

Impor beras di Indonesia adalah sebuah fenomena yang kompleks dan multifaset. Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, petani, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan. Dengan memahami konteks historis dan faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras, kita dapat lebih menghargai upaya yang dilakukan untuk mencapai swasembada beras dan kemandirian pangan di masa depan.

****

Menghadapi masa depan, Indonesia harus memilih antara terus mengimpor beras atau berupaya keras mencapai swasembada. Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, petani, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan. Dengan memahami konteks historis dan faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras, Indonesia dapat merumuskan strategi yang lebih efektif untuk mencapai swasembada beras dan kemandirian pangan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun