Mohon tunggu...
Kevin Silalahi
Kevin Silalahi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Politik

Seorang insan yang suka dengan olahraga dan yang berkaitan dengan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebijakan Diplomasi Impor Beras Indonesia - Vietnam di Tahun 2024

30 Maret 2024   20:20 Diperbarui: 30 Maret 2024   20:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dinamika tantangan global yang semakin kompleks, adanya hubungan diplomatic antara Indonesia dan Vietnam dalam aspek impor beras menjadi focus perhatian. Kedua negara ini mempunyai potensi yang signifikan dalam membentuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara, dengan Vietnam sebagai salah satu negara yang memproduksi beras terbesar di Asia Tenggara dan Indonesia sebagai salah satu konsumen beras terbesar di dunia.

Kerja sama di sektor perdagangan beras antara Indonesia -- Vietnam telah menjadi suatu hubungan ekonomi yang saling mendukung. Kedua negara tersebut telah mencapai target perdagangan yang sangat signifikan, karena telah menunjukkan komitmen dalam memanfaatkan kekuatan dan potensi untuk meningkatkan taraf kesehjatraan ekonomi mereka masing-masing. Dengan mempertimbangkan berbagai factor, yakni ketersediaan pasar, kebutuhan pangan, serta dinamika ekonomi global, kedua negara tersebut sudah mengembangkan strategi yang inovatif dalam memaksimalkan manfaat dari Kerjasama sektor perdagangan beras ini

Dalam tulisan artikel ini akan membahas lebih dalam terkait dengan kebijakan diplomasi Indonesia- Vietnam dalam aspek impor beras, termasuk analisis mendalam terkait factor -- factor yang menyebabkan Indonesia mengimpor beras dari Vietnam, serta menganalisis dampak terhadap ekonomi di kedua negara.

Adanya diplomasi antara Indonesia dan Vietnam dalam aspek impor beras telah menunjukkan kerja sama bilateral di kedua negara dalam menghadapi tantangan pasokan beras. Kebijakan ini terutama mencerminkan Upaya kedua negara untuk memastikan stabilitas harga dan juga pasokan beras bagi konsumen di negara masing -- masing, dan juga meningkatkan Kerjasama perdagangan dan ekonomi.  

Pada 26 Februari 2024, Menteri perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan, mengumumkan bahwasanya pemerintah Idnonesia telah memustuskan untuk meningkatkan kuota impor beras pada tahun 2024 sebesar 1,6 juta ton untuk menjadi Solusi dalam mengatasi kekurangan produksi beras dalam negeri yang disebabkan oleh kondisi El Nino di tahun 2023 yang membuat sulitnya penanaman tanaman padi. Adanya kenaikan ini meningkatkan jumlah pasokan impor beras Indonesia menjadi 3,6 juta ton. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membuka suara soal penambahan kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton pada tahun ini. Adapun penambahan impor beras ini di luar penugasan impor 2 juta ton tahun 2024 dan sisa jatah tahun lalu 500 ribu ton. Sehingga secara total impor beras tahun ini mencapai 4,1 juta ton.

Zulkifli Hassan menyebut minimnya produksi beras dalam negeri terjadi karena imbas masa tanam yang terlambat. Hal itu akhirnya yang membuat pemerintah memutuskan untuk menambah kuota impor beras di tahun 2024 menjadi 3,6 juta ton. Dengan keadaan ini Vietnam mendapatkan posisi yang menguntungkan, karena menjadi salah satu negara yang mengekspor beras terbesar ke Indonesia.

Kondisi pasar beras di Indonesia juga menunjukkan pentingnya kebijakan ini. Harga beras di pasar Indonesia telah meningkat secara signifikan karena kekurangan pasokan yang serius, dengan harga jual rata-rata mencapai hingga Rp. 80.000 per 5kg, jauh di atas harga tetap pemerintah yang hanya Rp. 69.500 per 5kg. Dalam konteks ini, Vietnam mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan peluang ekspor beras ke Indonesia, dengan meningkatkan kuota impor beras sebesar 1,6 juta ton, untuk mendukung kebutuhan beras di Indonesia.

Kebijakan ini juga menjadi upaya kedua negara untuk memastikan stabilitas pasokan beras dalam jangka panjang, selaras dengan prinsip solidaritas dan keselamatan regional yang dijelaskan dalam kesepakatan antara Vietnam dan Filipina untuk menyediakan beras kepada Filipina selama lima tahun. Dan hal tersebut dilakukan juga oleh Vietnam kepada Indonesia dalam rangka Kerjasama bilateral. Kesepakatan ini menunjukkan bagaimana negara-negara di ASEAN dapat bekerja sama untuk memastikan akses yang stabil untuk komoditas utama dan pentinf seperti beras, meskipun ketika rantai pasokan global terasa terkena tekanan.

Secara menyeluruh, kebijakan diplomasi antara Indonesia dan Vietnam dalam aspek impor beras menunjukkan kerjasama yang kuat antara kedua negara dalam rangka menghadapi tantangan pasokan beras. Melalui kebijakan ini juga kedua negara berusaha untuk memastikan stabilitas harga dan pasokan beras bagi konsumen mereka di dalam neegri, serta meningkatkan kerjasama ekonomi dan perdagangan.

Referensi

Dewantara, A., & Harini, S. (2018). Diplomasi Ekonomi Indonesia Dalam Ketentuan World Trade Organization. Jurnal Solidaritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun