Mohon tunggu...
Audi Void
Audi Void Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Hidup yang Tak Terduga

25 November 2018   12:48 Diperbarui: 25 November 2018   12:58 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sinopsis

Berawal dari pertemanan 2 orang anak yang dibatasi oleh kekurangan yang dimiliki oleh salah satu orang. Kevin dan Ahmad adalah kedua anak tersebut. Pertemanan mereka saling melengkapi ketika Ahmad memiliki kepintaran yang diatas anak biasa dan kondisi finansial keluarga yang buruk. Sebaliknya Kevin adalah seorang anak yang biasa-biasa saja dan kaya.

Akan tetai Bapak Ayah Kevin tidak menyukai pertemanan yang berada diantara 2 orang anak ini kerena Ayah Kevin melihat Kevin sebagai satu-satu anaknya dan ia-pun kalah dengan seorang anak miskin. Pada suatu hari, Kevin meninggal dengan cara yang tidak satu-pun orang mengetahui. Apakah yang akan dilakukan Ayah Kevin dan Ahmad pada peristiwa ini?

Kerangka Adegan

: Perbincangan Ahmad & Kevin di rumah Kevin

: Pertemanan Ahmad & Kevin dari masa kecil hingga saat ini

: Kevin anak seorang kaya membantu Ahmad dengan pendidikannya melalui memberikan buku-buku pelajarannya

: Ayah Kevin tidak menyukai perbuatan yang dilakukan Kevin

: Suatu hari Kevin diculik oleh beberapa orang gagah yang misterius dan kematian Kevin telah terjadi

: Kakek Kevin mengangkat Ahmad menjadi cucunya karena ia merasa sangat terpukul bahwa satu-satu cucunya telah meninggal ( Hapus )

: Ayah Kevin tidak terimah kejadian ini dan menyelidiki kasus kematian Kevin dengan sendiri

: Ayah Kevin menemui suatu hal yang membuat hatinya bergetar Hebat

: Terlihat kakenya yang sedang duduk manis pada kursi ruang kerjanya dan ahmad sambil berdiri bersamaan dengan orang yang membunuh kevin

Dialog 

Adegan 1 :

Kevin : Eh mad, lu tau ga kemaren gw ngeliat Andre sama Aria berantem loh dikelas

Ahmad: Emang iya ya? Kayaknya kemaren gw liat mereka masih adem-adem aja deh  (dengan ekspresi kaget)

Kevin: Emang kejadiannya itu pulang sekolah terus ributnya juga dilapangan lagi,  mungkin kamu ga liat aja kali

Ahmad : Bukannya mereka temen baik ya? (dengan ekspresi bingung)

Kevin: Ya palingan mereka marah cuman gara-gara si Andre ngilangin penghapusnya

Ahmad: Kok mereka ngeributin masalah kecil ya, kek cewe aja

Kevin : Iya loh, wkwkwkwk (mereka berdua ketawa dengan berbahak-bahak)

Kevin: Pertemanan kita mah ga bakal pecah gara-gara hal kecil begitu (kemudian waktu  berhenti dan lampu menyorot ke kevin)

Kevin: Kalian mau tau tidak bagaimana pertemanan kita dimulai (melihat ke penonton)

Adegan 2 :

(properti ganti dan Kevin menjadi narator)

Narator: Pertemanan indah kami bermulai sejak seorang wanita parubayah meminta  mohon pertolongan di depan rumah kami. Sambil mengendong anaknya, ibu itu  meminta pekerjaan dan juga tempat tinggal untuk dia dan anaknya.

Ibu A.: Pak, tolong saya pak (sambil mengetuk-ngetuk pagar depan rumah kevin dan  sambil menggendong kevin sambil ada tertutupi dengan tanah )

Narator: Lalu bapak saya keluar melihat ibu itu dengan rasa iba. Lalu terdengarlah suara  tangisan bayi yang sedang mengalami demam tinggi

Bapak K.: (langsung berlari ke depan pagar dan melihat kondisi ibu tersebut) Ayu bu, masuk

Narator: Karena rasa iba dari rasa bapak saya, lalu ayah saya langsung menerima ibu  tersebut.

Narator: Seminggu kemudian anak dari ibu trebut kembali ceria seperti semula dan ibu dari  anak tersebut memiliki hutang budi terhadap bapak saya sehingga ia bekerja  kepada baka saya.

Narator: 5 tahun kemudian saya pertama kali merasa malu meilihat dan mendekati anak  tersebut, tetapi dia tetap mendekati saya dan mainan saya. Ternyata pemikiran  saya dan dia sama dan sejak saat itu saya dan Ahmad selalu bermain bersama.

Adegan 3 :

(11 tahun kemudian)

Kevin: Saya adalah anak yang kuat dan terkenal sporty. Saya suka main basket, bola,  rugby, sedangkan teman saya ahmad adalah seorang yang kalem dan pintar. Tapi  ada satu hal yang mempersatukan kami yaitu uang. Kami bahkan sudah memulai  bisnis saham kami sendiri dan menghasilkan lebih dari satu juta rupiah per  bulannya.

Ahmad: Bayangin aja 1 juta perbulan, 12 juta perbulan.

Kevin: Oleh karena itu, nilai kamipun menurun karena terlalu fokus ke saham

Ahmad: Ah, lu aja kali yang nilainya jelek, keknya gw baik-baik aja deh.

Kevin: Hehehe, kayaknya iya deh. Tapi kok lu bisa pinter sih, kan waktu itu kita  sama-sama main saham

Ahmad: Mungkin lu aja kali yang males, Lagian diajak belajr bareng malah main sama yang  lain, temen basket lah, temen bola lah, gliran ulangan baru nyari-nyari gw, emang  nih...

Kevin: (langsung menyeloteh) ga usah ngegas oi, sante dong. Lagian lu kalo butuh  perlindungan juga nyari-nyari gw.

Ahmad: Yaudah lah, pokoknya kita impas

Adegan 4

Latar berada di meja makan

Narator: Tapi lambat laun kevin menjadi terlalu bergantung pada ahmad dari pelajaran  sampe pr yang diberikan setiap hari.

Narator: Ayah Kevin melihat hal tersebut dan kawathir akan masa depan Kevin. Ayahnya  pun itu meminimalisir waktu bertemu ahmad dan kevin dengan cara menyibukkan  ahmad dan membuat kevin melakukan banyak pelaaran tambahan

Kevin : Pah, kok Kevin belakangan ini sering les sih pah? Kan Kevin jadi sibuk sekarang.

Ayah Kevin : Kevin, Papah mau kevin menjadi anak yang pintar dan berprestasi, agar kamu  bisa bermain piano yang indah buat papa nanti.

Kevin: Lagian kayaknya Kevin gak cocok deh untuk belajar piano, lagian yang bisa main  piano kan Ahmad, kenapa jadi Kevin pah yang les.

Ayah Kevin: Papah mau kamu yang memainkan piano itu kamu bukan Ahmad.

Kevin : Tapi Kevin bosen banget pah, Ahmad boleh ikut untuk menemani Kevin les juga  gak pah?

Narator: Tetapi Ayah Kevin pun berkeras hati karena tujuan utama dari les tersebut itu  untuk menjauhkan Kevin dengan Ahmad.

Ayah Kevin: TIDAAAKKKKK!!! ( Mukanya yang marah pun sekejap lenyap dari mukanya dan  senyuman pun muncul) aaa..... tidak bisa... karena bugjet yang akan papa  keluarkan akan bertambah besar jadi tidak usah ya.

Kevin : Pah , kalo misalnya Ahmad gak ikut les sama Kevin, Kevin tidak mau les ah!

Ayah Kevin : Hmmmmm. Nanti kalau seperti itu papah pertimbangkan dulu. Yang penting  besok kamu harus les.

Adegan 5

(Latar tempat di jalanan)

(Properti Pohon dan jalanan)

Ahmad : Eh Kev, kok lu bisa membujuk bapa lu untuk membuat gue les sih?

Kevin : Hehehe, sebernya gampang sih. Aku tinggal bilang aja kalo kamu gak ikut ya gua  gak ikut.

Ahmad : Ih kok lu gitu sih, kan gua jadi gak enak sekarang ke papa lu

Kevin : Ah gak papa kan gua yang mau bukan lu, santai aja kali.

Narator : Tiba tiba mobil van hitam langsung memarkir di jalan dengan terburu buru. Dan  dengan cepat langsung menangkap Ahmad tetapi Kevin pun melawan hal tersebut.

Kevin : Lepaskan !!! (Tergesah gesah karena melawan dengan keras) LEPASKAN  SEKARANGGGG!!!! ( Teriak sekencang kencangnya)

Narator : Karena perampok itu panik, dengan cepat perampok itu pun mengambil pisau lalu  menusuk tepat dibagian Paru paru Kevin lalu pergi meninggalkan kedua anak  tersebut.

Ahmad : Kevin !!! (Panik dengan suara yang tenang) Bertahan Kevin!! ( Mengeluarkan  Hpnya lalu menelpon ambulan) Hey Hey fokus sekarng liat mataku !!!

Kevin : (Suara kecil keluar dari mulut Kevin) Sorry ya gua sering minta lu buat ngerjain pr  g.....uhuk uhk....( Batuk mengeluarkan darah) ua. Kayaknya lu deh yang lebih punya  masa depan yang bagus.

Ahmad : VIn Vin, lu masih bisa selamat Vin fokus sama gua, jangan ngomong yang aneh  aneh dulu. VIINNNN!! VINNNN! (sambil menampar nampar wajah Kevin yang  sudah dingin) Jangan mati......( Keheningan pun meliputi panggung dan terdengar  suara tangisan)

Adegan 6

 (Latar Rumah duka)

(Properti Peti makam, Bunga , Foto Kevin denagan bingkai yang besar)

Narator : Hari kedukaan pun menyelimuti keluarga Kevin dengan Keperihan yang  sangat.  Tetapi yang paling terpukul adalah Ayahnya Kevin dihari itu.

Ayahnya Kevin : Kenapa tidak kamu yang mati!!! (sambil menunjuk ke arah Ahmad) Kenapa   malah anak ku yang mati kenapa dunia ini tidak adil.

Ibunya Kevin  : Jangan begitu, ini bukan salahnya Ahmad.

Ayahnya Kevin : KENAPA KAMU TIDAK MELINDUNGINYA!!! ( Melotot ke arah Ahmad )

Ahmad : Saya sudah mencoba semampu saya pak, maaf. ( dengan muka yang tertunduk ke  tanah)

Narator : Sesudah kejadian itu pun membuat ibu dari Ahmad dan Ahmad menjadi  keluar dari rumah Kevin karena merasa bersalah akan kematian Kevin.

Narator : Ayahnya pun yang bekerja sebagai polisi mengurung dirinya selama berhari  hari di didalam kantor kerjanya dan tidak ingin keluar dari sana.

 

Adegan 7

(Latar Di depan pintukantor pribadi rumah Kevin)

(Properti Pintu, Ruangan)

Narator : Sudah berhari hari Ayahnya kevin berdiam diri sehingga membuat istrinya  pun khawathir.

Ibunya Kevin : Pah. ( Sambil mengetuk Pintu) sudah lah pah realakan saja kepergian anak   mu. Ini semua hanya cobaan dari Tuhan saja.

Ayahnya Kevin : (Berbicara di belakang pintu)  Ini semua salah ku, aku yang membunuh    Kevin, aku yang membuat kevin untuk mengambil pelajaran tambahan.

(Ibunya masuk dan panggung berganti properti menjadi kantor yang sudah berantakan dan penuh akan foto foto dan tali yang menggantuk di papan seperti untuk penyelidikan.)

Ibunya Kevin : Apa yang kamu lakukan pah?

Ayahnya Kevin: Saya sudah menggali semuanya, tapi tidak bisa sedikitpun menemukan siapa    yang membunuh anak kita. Yang hanya bisa saya temukan hanyalah nama   dari organisasi yang bernama FKN

Ibunya Kevin : Loh bukanya organisasi ini yang pernah Ayah saya dirikan 3 tahun yang lalu   yang bernama Federasi Keamana Narkoba untuk menuntaskan pengedaran  narkoba?

Ayahnya Kevin : Hmmmm kalau begitu .......(Dengan muka yang curiga berubah menjadi    datar) Aku lapar dan ingin makan, nanti saya selidiki ulang kasus ini.

Ibu Kevin: Jangan bilang kamu ingin menyelidiki kakek saya? Tapi Ayah saya adalah  orang yang baik kok.

Ayah Kevin :( Dengan suara yang kecil dan bebisik dan senyuman ) iya kok saya juga tau  ayahmu baik.

Adegan 8

(Latar di sebuah gedung tertutup yang sudah lama tidak terpakai)

(Properti mobil polisi, Pintu dan pakaian bersenjata)

Ayah Kevin : (Mendobrak Pintu gedung tersebut) AANGKAT TANGAN, POLISI!!!!!

Polisi lainya : go go go go ( membentuk posisi mengepung )

Narator : Ternyata di dalam ruangan itu terdapat seorang kakek paruh baya besama   dengan anak remaja di sebelah kanannya dan Ajudanya)

Narator : Kakek paruh baya itu pun ternyata adalah kakeknya Kevin dan remaja itu  adalah Ahmad yang sudah bertumbuh besar dan Ajudanya, adalah orang yang  menusuk kevin tepat di paru parunya.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun