Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Tarian Rindu di Dalam Hujan

18 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 18 Februari 2024   08:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: Tarian Rindu di Dalam Hujan - Jorge Roman on Unsplash

Tarian Rindu di Dalam Hujan
(Atanshoo)

Langit kelabu meratap pilu,

Menumpahkan air mata membasahi bumi.

Deru angin berbisik sendu,

Menyanyi lagu rindu tanpa henti.



Di balik jendela kaca yang buram,

Aku berdiri dengan pandangan sayu.

Tetes demi tetes hujan jatuh berderam,

Mengiringi detak jantung yang pilu.


Bayang wajahmu menari-nari,

Di antara bulir hujan yang tak henti.

Senyummu yang hangat terasa sekali,

Menepiskan gurat duka di hati.


Ingin kuterobos derasnya hujan,

Peluk hangatmu meredam rindu yang kian tajam.

Tapi langkah terpaku, tertahan ketiadaan,

Hanya bisa memandangmu jauh di angan.


Tarian rintik kian menggoda,

Merayu jiwa untuk ikut berdendang.

Bisikan angin seolah menggoda,

Melantunkan bait-bait kenangan yang terkenang.


Dalam hening hujan yang syahdu,

Air mata mengalir tanpa diundang.

Rinduku berbaur dengan bulir bening itu,

Membasahi luka hati yang tak kunjung sembuh.


Oh, kekasih di sana, jauh di seberang hujan,

Dapatkah kau rasakan getar rinduku ini?

Bisakah kau dengar detak jantungku yang merintih?

Dalam tarian hujan ini, aku menari bersama rindu.


Semoga suatu saat nanti,

Hujan tak lagi menjadi saksi bisu.

Kita bisa berpelukan di bawah langit yang teduh,

Menari bersama cinta, melepaskan rindu yang terpendam.


Namun hingga saat itu tiba,

Aku akan terus menari dalam hujan,

Dengan rindu yang menggema,

Mengharapkan cintamu yang takkan sirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun