Berikut beberapa hal yang perlu dipahami tentang pembelaan diri yang kuat:
- Pembelaan Alibi: Terdakwa membuktikan bahwa dirinya tidak berada di tempat kejadian perkara saat kejahatan terjadi.
- Pembelaan Bukanlah Perbuatan Pidana: Terdakwa membuktikan bahwa tindakannya tidak memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan. - Pembelaan karena Putus Asa: Terdakwa membuktikan bahwa tindakannya dilakukan karena alasan putus asa yang sah.
- Pembelaan karena Keadaan Darurat: Terdakwa membuktikan bahwa tindakannya dilakukan karena keadaan darurat yang memaksa.
Syarat-Syarat Pembelaan Diri yang Kuat :
- Bukti yang Sah: Terdakwa harus memiliki bukti yang sah dan dapat dipercaya untuk mendukung pembelaan dirinya.
- Konsistensi: Terdakwa harus konsisten dalam memberikan keterangan dan tidak ada kontradiksi dalam pembelaan dirinya.
- Kredibilitas: Terdakwa harus memiliki kredibilitas yang baik dan tidak memiliki motif untuk berbohong.
Konsekuensi Pembelaan Diri yang Kuat membuat terdakwa dapat dibebaskan dari dakwaan atau jika pembelaan diri yang kuat tidak sepenuhnya membebaskan terdakwa, maka hukuman dapat dikurangi. Dalam prakteknya, pembelaan diri yang kuat memerlukan strategi dan taktik yang efektif dari pengacara terdakwa. Pengacara harus dapat mengumpulkan bukti yang sah, mempersiapkan saksi, dan mempresentasikan argumen yang kuat di persidangan .
4.Keterlibatan Pihak Lain: Jika terdakwa dapat membuktikan bahwa pihak lain juga terlibat dalam kejahatan tersebut, maka terdakwa dapat mengajukan permohonan keringanan hukuman.
Keterlibatan pihak lain dalam kejahatan dapat menjadi alasan bagi terdakwa untuk mengajukan permohonan keringanan hukuman. Berikut beberapa hal yang perlu dipahami tentang keterlibatan pihak lain: