.
.
Diantara malam yang tenangÂ
Kuberanikan diri memetik dedaunanÂ
Dalam tangkai yang tak pucat kukenang
Setiap album kisah-kisah yang berisi konsonanÂ
.
Dalam terangnya hidup
Kupetik cahaya-cahaya yang tak redup
Membilas setiap kalimat yang tak berisikanÂ
Lapuknya waktu dalam almanak yang berdenting pelan
.
Tiba tiba diriku pun tibaÂ
Pada sekilas bentuk terang cahaya
Yang dibersihkan kehilangan tahun-tahun lama
Dalam wujud cerita yang tak bernama
.
Cahaya remang diam diam mendengarkan
Detik yang berbisik kepada telinga ini
Adalah titik yang membuka semua penafsiran
Yang terapung lama dalam bilik sunyi
.
Adakah titik itu mengikhlaskan waktu
Mendekap dengan tabah seperti riuh dalam keramaian
Sementara waktu yang rebas itu
Semakin tajam meredam kesunyianÂ
.
Akan tetapi dalam bentuk yang tak kering suaranya
Kurangkai sebaris warna walau tak selamanya sepia
Dalam kesadaran memahami bentuknyaÂ
Kuikhlaskan setiap minggu rindu merenggutnya
.
Tuhan, kata Bunda Teresa, bersahabat dengan diam. Kembang tumbuh tanpa kata dan bulan bergerak tanpa berisik.
Goenawan Mohamad, 2001. Catatan Pinggir 5
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI