Mohon tunggu...
Astralastra
Astralastra Mohon Tunggu... Daur baur

Manusia merdeka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya itu akan mencapai permukaan

28 Februari 2025   03:40 Diperbarui: 28 Februari 2025   03:32 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Jonny Lew: https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-fokus-selektif-ngengat-abu-abu-dan-biru-yang-bertengger-di-permukaan-coklat-1212755/

Adakah suara-suara yang tertinggal di telinga

Bersama sisa-sisa tempuh waktu 

Menemani dan mendengar bait kata perkata

Seperti temaram yang tak terkalahkan oleh rindu

.

Adakah sisa-sisa suara yang berkelindan di udara 

Memuat nafas yang senantiasa bertanya 

Adakah diujung langit membisikan keramaian 

Tanpa memecah kerumitan yang tersisa dalam bunyian

.

Kata perkata yang sempat ku kunjungi 

Kadang berakhir dengan diorama teka teki 

Seperti rama-rama yang tertinggal oleh matahari 

Pada kuntum bunganya yang menyisakan sunyi

.

Cahaya itu akan mencapai permukaan 

Kerlip bagai ratusan kunang yang melepas lajang 

Dan diriku sebagaimana dirimu yang bertahan 

Menunggu cahaya yang datang dengan sulur yang tenang

.

Salah satu kelopaknya akan terbuka 

Memberi ruang untuk cahaya bersamanya

Namun tak dapat kuartikan rimbun daun 

Yang terlepas dari dahan setelah usai dipeluk tahun 

.

Dan sepertiga atau seperempat dari cahaya yang menyelinap masuk 

Adalah kata-kata terakhir dari dingin yang mengetuk 

Pintu dan telinga kita setelah hujan 

Derita dan kemalangan kita sesaat bertahan

.

Cahaya akan mencapai permukaan 

Menggenapi ruang dan kesedihan 

Bagai nyala api yang membakar rerumputan 

Yang mengeja setiap asap dan abu yang berisi ketakutan 

.

Manusia hanya suka menghitung kesusahannya; ia tidak suka menghitung kebahagiaannya.

Fyodor Dostoevsky, Catatan dari Bawah Tanah. 1864

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun