Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan Nonformal dan Informal

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Ketua 2 DPP ASTINA Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim LP Ma'arif PCNU Jombang bidang PNF

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Nonformal Alternatif atau Strategi Utama di Zaman Digital

18 Agustus 2025   07:09 Diperbarui: 18 Agustus 2025   07:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan nonformal selama ini sering dipandang sebagai jalur alternatif, padahal sesungguhnya ia merupakan penopang utama bagi jutaan warga negara yang tidak terjangkau pendidikan formal. Dari PKBM, pesantren, kursus keterampilan, hingga komunitas literasi, semuanya hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang beragam. Di tengah laju teknologi digital yang semakin cepat, posisi pendidikan nonformal makin penting, sekaligus menghadapi tantangan besar.

Era digital membuka peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Peserta didik yang terbatas ruang geraknya kini bisa belajar melalui kelas daring, mengakses modul digital, atau mengikuti pelatihan berbasis aplikasi. Bagi warga belajar di desa, teknologi bisa menjadi jembatan untuk memperoleh ilmu tanpa harus meninggalkan pekerjaannya. Pendidikan nonformal pun berkesempatan lebih luas dalam memperluas jangkauan dan memberikan layanan yang inklusif.

Namun, peluang itu tidak datang tanpa hambatan. Kesenjangan digital masih menjadi kenyataan sehari-hari. Banyak daerah masih kesulitan sinyal, sementara sebagian pendidik dan pengelola belum terbiasa dengan teknologi. Hal ini membuat akses digital yang seharusnya memperkuat pendidikan nonformal justru berpotensi menambah jurang ketidaksetaraan. Tantangan lain adalah keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai keterampilan digital untuk mengelola pembelajaran, membuat konten, atau memanfaatkan data secara efektif.

Dalam konteks kebijakan nasional, pendidikan nonformal sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang menekankan fleksibilitas dan keberpihakan pada kebutuhan peserta didik. Digitalisasi bisa menjadi instrumen untuk mempercepat tujuan tersebut, misalnya melalui sistem data terintegrasi, platform belajar terbuka, serta jejaring kolaborasi antar lembaga. Bahkan, bila dikelola dengan serius, pendidikan nonformal berbasis digital bisa menjadi model pembelajaran sepanjang hayat yang benar-benar inklusif.

Kekuatan utama pendidikan nonformal terletak pada kedekatannya dengan masyarakat. Dengan dukungan teknologi, kedekatan ini bisa ditingkatkan melalui layanan berbasis kebutuhan lokal tetapi berorientasi global. Misalnya, kursus keterampilan yang memanfaatkan platform digital tidak hanya membekali warga dengan keahlian, tetapi juga membuka peluang usaha melalui pemasaran online. Pesantren yang mengintegrasikan literasi digital juga dapat melahirkan generasi santri yang melek teknologi tanpa kehilangan akar tradisi.

Penguatan pendidikan nonformal di era digital membutuhkan tiga hal pokok: peningkatan kompetensi pendidik dan pengelola, penyediaan infrastruktur yang memadai, serta jejaring kolaborasi lintas sektor. Jika tiga hal ini terpenuhi, pendidikan nonformal tidak hanya sekadar menjadi jalur alternatif, melainkan jalur strategis yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat di tengah perubahan zaman.

Pada akhirnya, era digital bukanlah ancaman bagi pendidikan nonformal, melainkan kesempatan untuk meneguhkan perannya. Di sinilah semangat gotong royong, kreativitas, dan keberpihakan pada masyarakat menjadi kunci. Pendidikan nonformal akan terus relevan bila mampu bertransformasi, sekaligus tetap menjaga ruhnya sebagai pendidikan yang lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun