Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan Nonformal dan Informal

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Ketua 2 DPP ASTINA Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim LP Ma'arif PCNU Jombang bidang PNF

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membumikan Deep Learning di Jalur Pendidikan Nonformal dan Informal

10 Mei 2025   07:26 Diperbarui: 10 Mei 2025   07:26 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan adopsi pohon untuk penanggulangan bencana dan perubahan iklim PKBM Bestari bekerja sama dengan LPBI PCNU Jombang 

Konsep deep learning atau pembelajaran mendalam menjadi semakin relevan dalam merespons kebutuhan pendidikan yang tidak lagi sekadar berorientasi pada capaian kognitif, tetapi juga pada pembentukan pemahaman yang bermakna dan berkelanjutan. Deep learning mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, menggali keterkaitan antar konsep, serta mengembangkan kemampuan reflektif yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini membuka ruang bagi pendidikan nonformal dan informal untuk tampil sebagai jalur strategis dalam membentuk pembelajar otonom.

Pendidikan nonformal selama ini identik dengan pendekatan yang lebih fleksibel, kontekstual, dan berfokus pada kebutuhan peserta. Di dalamnya termasuk pendidikan kesetaraan, yaitu Paket A (setara SD/MI), Paket B (setara SMP/MTs), dan Paket C (setara SMA/MA), yang dirancang untuk memberikan hak belajar kepada mereka yang tidak terlayani oleh pendidikan formal. Selain pendidikan kesetaraan, jalur nonformal juga mencakup lembaga kursus, pelatihan keterampilan, taman bacaan, hingga komunitas belajar berbasis lokal.

Dalam konteks ini, deep learning tidak hanya dapat diterapkan, tetapi justru menemukan relevansi yang kuat. Di pendidikan kesetaraan, misalnya, pembelajaran dapat diubah menjadi proses yang hidup dan kontekstual. Seorang Tutor Paket A dapat mengajak peserta didik untuk mengamati proses pertumbuhan tanaman sambil mencatat siklus hidupnya sebagai bagian dari pembelajaran IPA. Bagi peserta Paket B, proyek lingkungan seperti membuat kampanye hemat energi di rumah dapat mengintegrasikan mata pelajaran IPS, IPA, dan Bahasa Indonesia secara bermakna. Sedangkan di Paket C, peserta dapat mengerjakan proyek sejarah lokal melalui wawancara, dokumentasi narasi, dan pembuatan laporan, sehingga mereka tidak hanya mempelajari sejarah, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian memori kolektif daerahnya.

Tak kalah pentingnya, pendidikan informal yang berlangsung di rumah dan masyarakat juga memiliki peluang besar dalam menerapkan deep learning. Orang tua dapat menjadi fasilitator utama dengan menjadikan aktivitas sehari-hari sebagai ruang belajar yang mendalam. Ketika anak diajak menyusun rencana belanja keluarga dan membandingkan harga kebutuhan pokok, mereka belajar matematika terapan dan keterampilan finansial dasar. Ketika remaja diajak berdiskusi soal isu sosial dari berita atau tontonan, mereka dilatih untuk menganalisis, menyampaikan pendapat, dan membentuk nilai-nilai pribadi yang kritis dan berakar.

Kehadiran teknologi digital memperluas ruang praktik deep learning di luar ruang kelas formal. Berbagai media interaktif, video edukatif, platform berbasis proyek, dan forum reflektif daring menjadi pelengkap penting dalam proses belajar. Namun, tetap diperlukan pendampingan aktif dari fasilitator, tutor, maupun orang tua agar proses digitalisasi tidak hanya menjadi hiburan, melainkan media pemaknaan yang mendalam.

Pendidikan nonformal dan informal, yang sering kali dianggap jalur pelengkap, sesungguhnya memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat. Ketika prinsip deep learning dijadikan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi belajar, maka hasilnya tidak lagi sebatas nilai ujian, tetapi tumbuhnya kapasitas berpikir, rasa ingin tahu, dan kesadaran diri dalam menghadapi dunia nyata. Di sinilah kekuatan deep learning menemukan ruang aktualisasi yang paling luas dan bermakna.

Referensi:

  • FIP UNESA: Deep Learning dalam Dunia Pendidikan Non Formal

  • Educa Studio: Penerapan Deep Learning Bersama Ayah Bunda

  • Panduan Mengajar: Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun