Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Penulis - Author | Entrepreneur | Youtuber

Asrul Sani Abu, S.E., M.M. Lahir pada tanggal 08 Juli 1973. Di kota Parepare, Sulawesi Selatan Indonesia. Seorang penulis buku dan pendiri perusahaan PT. Tjorauleng Maega Berkah yang bergerak di bidang jasa angkutan transportasi truk tanki kontainer dan properti. Buku-buku yang telah diterbitkan diantaranya:  1. Manajemen Kebahagiaan 2. Buku novel: Ayat Cinta Sang Pujangga 3. Buku The Masterpiece of Love and Life. 4. Buku sajak: Bukan Syair Biasa. 5. Buku puisi: Sang Wali 6. Buku novel: From Sydney to Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bulan Sayang "Honey Moon"

4 Februari 2019   20:16 Diperbarui: 13 Februari 2019   18:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sepertinya sebentar lagi lantai sekitar Kabah akan segera dibersihkan.” Aku berfikir dalam hati.

Otomatis keadaan menjadi lengang dan aku yang sedang menunggu antrian malah dipersilahkan oleh sang askar untuk mencium Hajar Aswad dengan baik tanpa harus berdesakan.

Aku dengan penuh rasa syukur dan senang, langsung mengambim tempat untuk berdiri pas didepan Hajar Aswad.

Dengan perlahan aku maju untuk menciumnya dan sebelum menciumnya aku lihat dengan jelas 3 batu kecil yang bercahaya lebih terang dalam batu hitam tersebut.

Pandangan yang sangat jarang orang ketahui.  

“Alhamdulillah ya Allah kuasaMu meliputi semua…” aku semakin khusuk bersyukur.


Balik dari mencium sang batu suci, aku berjalan menyusuri jalan-jalan kota Madinah yang bersih dan indah walaupun banyak penjual yang menawarkan dagangannya.

Aku masuk ke dalam hotel untuk segera beristrahat bersama sang kekasih. Berdua bersama kekasih hati, sang istri berkunjung ke makam nabi dan Baitullah sungguh sebuah mimpi terbaik yang menjadi nyata.

Kesendirianku, kesedihanku telah dihapuskan olehNya, digantikan dengan anugrah dan rahmat yang tiada habisnya. Hubunganku denganNya aku harmoniskan dengan mencintai sang kekasih. MencintaiNya dan mencintainya adalah wujud dari rasa cinta itu sendiri yang berasal dari zat Sang Maha Cinta dan Kasih.

Syairku yang pernah kutulis di sebuah buku hidup, kusimpan sementara di “atas langit” di sebuah media langit.

“Saat ini, mulai hari ini aku akan berusaha untuk selalu mencintai sang cinta dan membuatnya bahagia hingga ke anak cucu keturunanku kelak.” Janjiku pada Zat Maha Cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun