Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tarik Ulur Bagai Layang-layang

15 Agustus 2021   18:51 Diperbarui: 15 Agustus 2021   18:53 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpribadi. Foto tiga tahun yang lalu.

Jika mama bertindak terlalu reaktif akan menambah kesan dramatis, reaksi yang berlebihan akan membawa ke emosional yang berlebihan.

Perlakuan di masa pubertas si sulung akan berbeda dengan adik adiknya, karena si sulung  termasuk hiperaktif yang melebihi batas, emosional, cenderung melukai diri sendiri. Si sulung, lebih penuh perhatian, tak hanya di sekolah dasar bahkan sampai di perguruan tinggi pun diberi perhatian, cara bicara, yang harus hati hati agar tidak memacu emosi didirinya yang akan lebih melukai dirinya.

Menghadapi si sulung lebih sulit dibandingkan dengan kedua adiknya, namun berjalannya waktu semua akan baik baik saja. Tarik ulur dalam perlakuan atau memberi izin, memenuhi keinginannya dan sebagainya.  Ulurkan  tali hingga ke mana diinginkan namun jika terlihat tak terarah kembali menariknya secara perlahan agar tali tak putus.

Memberi kebebasan kepada anak anak namun jika terlihat mulai melawan arah, cepat cepat kembali mengarahkannya kembali. Seperti si sulung yang mengenal rokok dimulai dari bangku SMA, memberi kelonggaran namun selalu diingatkan bahwa itu berbahaya terlebih bila coba coba dengan narkoba, bukan lagi bahaya sekaligus menghancurkan masa depan.

Jika ingat sewaktu kakak ketahuan merokok oleh orang tua, tanpa ada kata, rokok satu bungkus di masukkan dalam mulut dan sulut api dan di suruh hisap, akhirnya kakak kapok dan tak merokok lagi, namun bila itu diperlakukan dengan anak di zaman sekarang mungkin akan timbul dendam dan kebencian yang tertanam di hati anak  atas perlakuan orang tua.

Mendidik anak dengan keras terlebih saat mereka sedang mengalami pubertas, tidak akan menjadi pelajaran di anak, namun akan menjadikan jiwa sang anak berontak dan akan sengaja membuat kesalahan kesalahan yang sama. 

Tutur kata yang lembut, dengarkan apa yang mereka inginkan atau mereka keluhkan namun jangan pernah bersifat menggurui, jadikan anak teman, sahabat, tempat berbagi cerita dan mencari solusi yang baik.

Sumber: popmama, dan pengalaman diri mengurus adik dan anak anak

Palembang, 15082021

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun