Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Salam Terakhir Untukmu

27 Februari 2021   06:36 Diperbarui: 27 Februari 2021   06:53 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://breakingreza.medium.com/salam-terakhirku-untukmu-d6372e3dc0e0

Awal

Ada tangis membekas pada perbincangan kita pagi ini, menyelaraskan rasa semakin membuai
mencoba menyibak untuk sekedar melepas kegundahan 

Ketika sapa tak lagi terjawab, perbincangan semakin memudar, membuat rasa sesak yang tak tertahan, andai perjumpaan ini tak berawal pada kerinduan mungkin tak begini 

Perbincangan yang kaku, tiada lagi kata indah seindah pelangi, tiada lagi kata merayu tak kalah jiwa merajuk menumpahkan peri, andai sapa itu tak pernah ada tak akan terulang kenangan lalu 

Meninggalkan tanpa luka, pergi tanpa perih pun bertemu kembali jiwa pun nelangsa bermain main pada putaran kasih dan sayang yang mampu menebarkan cinta berulang 

Sapa pagi " pagi sayang" tak akan pernah ada lagi karena hati mulai bertanya. Adakah permainan yang tak terjerat, adakah kesunyian tak berakibat

Nanar mata meluapkan  amarah pada diri yang terus bermain dalam hati. Bila menghilangkan nama dalam goresan bukan berarti menghapus dalam setiap tarian jiwa. 

Dingin itu menggigil,  panas itu membakar, diam itu menyiksa hati. Memutuskan keluar dari lingkaran yang terus mempermainkan hati  dan mencoba menapak pada terjalnya karam. 

JIka dulu tanpa luka, kali ini luka itu lebih berasa, jika dulu tanpa perih kali ini perih bagai tetesan jeruk 

Izinkan aku berlalu tanpa membencimu, menyimpan rasa cintaku dalam pualam hati, menebarkan kasih dan sayangku pada samudera luas jika waktu mampu berpihak. 

Izinkan aku berlalu, bukan karena tak layak untuk bersama namun tak ingin ada yang terluka, biarkan diri bagai lilin membakar diri demi terangnya hati. 


Ruang Kosong, 26022021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun