Namun aku tak pernah menanggapi itu karena ada seorang sahabat kecilku yang siap membela dan membantuku namanya Sahmil. Hingga sekarang tetap bersahabat baik
Saat aku harus kuliah di luar kota, saat itulah dia pun melepas kerjanya karena tidak ada  dapat menggantikan tugasku mengantar koran, dan hidup dari uang pensiun dan istri yang bekerja di rumah sakit.
Setiap anak yang merantau mungkin di bekali uang, atau apalah. Beda denganku sebelum  berangkat dia membekali sebuah alquran  yang didalamnya nasehat untuk langkah aku kedepan.
Â
Dia pernah bilang, dia berperang membela negara bukan dengan senjata tapi menggunakan mulut.
" Kok mulut," ujar ku keheranan.
Karena  dia seorang pemain drama di masa itu, jadi dia bertempur  dan berpolitik dengan mulut di sebuah drama ( sandiwara).Â
Dia juga seorang pemain sepak bola handal, hingga dia di tarik oleh perusahaan Batu Bara yang berada di Tanjung Enim.
Banyak pelajaran yang aku dapat dari ceritanya merentas waktu. Bila dahulu aku sedikit bertanya mengapa dia mengajarkan aku semua hal, setelah aku jauh dan menikah aku baru paham dan mengerti mengapa dia menempa kehidupan aku sedari kecil dengan keras, seakan dia tahu bagaimana kehidupan anaknya di masa depan, memikul tanggung jawab yang besar.
Dia papaku, darahnya mengalir ke tubuhku, dia menjadi inpirasi dan motifasi dalam menjalani segala hal. Sehebat apapun seorang penulis itu tak mengubah pendirian untuk tetap mengidolakan dan si inpirasi aku dalam tiap tiap perjalanan. Dia papaku, laki laki cinta pertama, inspirasi, motifasi, pekerja keras dia papaku
.Palembang,161120