Mohon tunggu...
Utris Sutrisna
Utris Sutrisna Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

saya seorang pengajar yang tertarik dengan dunia tulis menulis, pengembangan diri dan motivasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Idulfitri yang Lain"

10 April 2024   15:59 Diperbarui: 10 April 2024   16:10 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar: www.freepik.com

 

Idulfitri merupakan hari kemenangan yang harus kita rayakan sebagai umat muslim dan memang begitu perintahnya. di Indonesia sendiri, pada hari raya idulfitri biasanya di isi dengan kegiatan berkumpul, bersilaturahmi dengan sanak saudara dan tetangga serta tak lupa memanfaaktan waktu liburan dengan keluarga tercinta. 

Momen ini menjadi hal yang paling dirindukan terutama bagi mereka yang tidak setiap hari bertemu bahkan ada yang sangat jarang sekali bertemu sehingga di hari raya inilah momen yang tepat untuk mereka melepas rindu dengan keluarga tercinta. Meskipun untuk sampai ke kampung halaman dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah mulai dari berebut tiket keberangkatan sampai rela berpanas-panasan dan berlelah-lelah di jalanan yang macet.

Bagi sebagian yang lain momen Idulfitri yang harusnya disambut dengan kebahagiaan, berkumpul dengan keluarga dan sahabat tercinta malah dimaknai berbeda. Bagi mereka yang tidak bisa pulang karena pekerjaan yang mengharuskannya memang tidak bisa pulang. Mereka harus rela menghapus keinginan untuk berkumpul dengan keluarga karena memilih membaktikan diri untuk kepentingan orang banyak, misalnya para dokter, perawat, tentara, polisi, dsb.

Bagi mereka yang sebenarnya bisa pulang tetapi memilih untuk tidak pulang. Mereka memiliki banyak problematik yang melibatkan perasaan sehingga lebih memilih untuk bertahan di tempat tinggalnya sekarang atau di perantauan daripada pulang ke kampung halaman.

"Untuk apa pulang, di rumah sudah tidak ada yang membuatku Bahagia"

"untuk apa pulang, aku selalu ditanya tentang menikah oleh keluarga dan teman-teman, membuatku rishi dan tidak nyaman"

"jika pulang, perasaan sedih yang mendalam selalu muncul karena begitu berat ditinggal oleh kedua orang tua. Suasana rumah, foto, setiap sudut rumah semuanya mengingatkanku pada ayah dan ibu"

"Aku tidak mau pulang, aku merasa tidak dihargai keluargaku sendiri"

Dan masih banyak lagi alasan-alasan mereka yang memilih untuk tidak pulang yang sebenarnya bisa untuk pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun