Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hanya Dia Tak Ada yang Lain

16 November 2020   10:17 Diperbarui: 16 November 2020   10:28 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari kita selalu ada di meja makan yang sama kecuali di siang hari, di meja itu pula dia akan bertanya semua hal tentang kegiatan kita yang sudah kita lalui. Dan di meja itu pula setiap lepas mengerjakan sholat lima waktu, dia akan duduk di kursi yang sama sembari membuka alquran yang telah menemaninya melewati zaman.

Dari dia, aku belajar sastra, cara berpidato dengan baik, bila pelajaran bahasa indonesia, dia yang akan membantu anak anaknya. 

Setiap ada perlombaan baca puisi, dia yang akan menjadi juri utama, bila ada kesalahan di intonasi, penekanan kalimat, mimik wajah, dia akan mengajarkannya begitu pula kalau ada lomba berpidato, dia yang akan mengajarkan, bagaimana orang yakin akan isi pidato tersebut. 

Menang atau kalah dia tidak pernah mempermasalahkan karena hidup butuh pembelajaran. Begitu pula di saat mengikuti lomba, terkadang kita menang dan terkadang kita kalah, itu biasa dalam perlombaan.

Di saat menulis puisi atau mengarang cerita, guru yang aku temui ialah dia. Terlalu banyak pembelajaran yang aku dapat. Semua anak anaknya dekat dengan dia, tapi hanya aku lah yang selalu menemaninya saat pagi atau pun sore.

Sembari mendengar nasehat nasehat yang sering dia ambil dari kisah Mahabarata atau kisah India lainnya. Secara tidak sengaja aku banyak mendapatkan pembelajaran hidup dan kehidupan.

Aku ingat betul, dia di juluki koboi yang berkuda besi, saat orang bilang malu nggak, kenapa aku harus malu. Aku bangga menjadi anaknya, dia laki laki yang penuh cinta dan kasih sayang dan tak jarang dia memasak untuk anak anaknya, dia yang rela tak makan  bersama teman temannya, ingat akan anaknya dan uang itu dibelikannya bahan untuk membuat makanan atau sekedar mie celor kesenangannya dan semua anaknya makan dari uangnya

Pulang selalu membawakan bacaan untuk anak anaknya dengan syarat tidak boleh lecek karena itu punya pelanggan seperti majalah Bobo, Donal Bebek, Hai, Aneka dan sebagainya.

Sejak tubuhnya lemah, aku yang akan menggantikan dia mengayuh sepeda mengambil koran di agen dan mengantarkannya ke pelanggan. 

Waktu itu usiaku masih belia, duduk di bangku SD hingga aku duduk di bangku SMA, dengan setia aku menggantikannya, walau terkadang aku mendapatkan ejekan yang tak mengenakan hati.

" Awas nanti pecah tuh perawan, bawa sepeda dan tumpukan koran dibelakangnya." Ejek mereka berulang ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun