Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan

29 Februari 2020   00:07 Diperbarui: 29 Februari 2020   00:33 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haruskah amarah merajai hati, yang menyambar kepada jiwa hingga tak terkendali sedangkan darah terhenti, ingin mengubur kenangan dc


Mengapa ada rasa aneh dalam diri, jantung berdegup kencang
Detak denyut nadi terdengar jelas, ketika piguramu terlihat
Kembali terpampang jelas dihadapan saat masih bersama
Di tepian sungai duduk berdua memandang sampan sampan saling berlomba

Kayu tua itu saksi bisu saat ikrarkan janji, tertulis jelas namaku dan namamu
Namun sayang tak dapat melihat lagi, kau bilang sudah terkena erosi
Mengapa tak dapat melupakan kenangan bersama, menari mari  di bola mata yang bening
Terpatri indah menjelma dalam sanubari

Hembusan nafasmu masih terasa saat peluk dan cium
Ada hilang dalam diri saat kita sama sama menyudahi
Rasa sakit, perpanjangan semakin jauh
Ya..Allah dosakah bila masih menyimpan rasa

Salahkah ia masih ada di relung hati, tiada kebenaran dapat termiliki
Karena telah menjauh kehaluan dan muara yang beda
Angin malam masih terasa
Seperti masih mencintai dan berharap dia ada lelaki putih, jemari panjang dan lentik memetik  gitar sembari memyanyilan lagu Camelia

Ruang hati, 2802197

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun