Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kampung Wisata Tanoker Ledokombo, Membawa Kembali Kenangan ke Masa Anak-anak

27 Januari 2016   00:20 Diperbarui: 28 Januari 2016   06:38 2525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jamuan berupa kue tradional dan minuman teh yang ditata unik dengan aneka daun (koleksi pribadi)"]

[/caption]Farha Ciciek dan suaminya Supohardjo yang akrab dipanggil Lik Hang ini adalah adalah pasangan serasi yang mengelola komunitas Tanoker Ledokombo. Awalnya mereka mendirikan komunitas untuk bermain egrang untuk menghibur anaknya yang dipindahkan kehidupannya dari Kota Jakarta yang metropolitan ke Ledokombo yang suasana pedesaan dengan dikelilingi sawah yang hijau dan asri.

[caption caption="festival egrang yang setiap tahun diadakan di ledokombo, jember (koleksi tanoker ledokombo)"]

[/caption]Melestarikan egrang sebagai permainan tradisional dengan nilai filosofi kebersamaan dan kegembiraan  barangkali sudah banyak dilakukan orang. Namun, membuat festival egrang di kancah sosial, apalagi di arena nasional  bisa jadi baru dilakukan pasangan  Ciciek dan Supo.

[caption caption="festival egrang dengan aneka permainan yang unik (koleksi tanoker ledokombo)"]

[/caption]Pada acara festival egrang setiap tahunnya, diadakan pawai egrang dimana pesertanya akan berjalan menggunakan egrang sehingga memiliki ketinggian di atas tinggi rata-rata tubuh orang dewasa.

[caption caption="suasana toko suvenir tanoker ledokombo dengan aneka mainan bentuk yang unik (koleksi pribadi)"]

[/caption]Egrang merupakan permainan dengan mengandalkan kaki untuk berdiri di atas dua bilah bambu yang bagian bawahnya dipasang papan kecil untuk pijakan kaki. Ketinggian bambu yang mencapai lebih dari 1 meter dan pijakan yang hanya pas untuk satu kaki membuat para pemain harus lihai menjaga keseimbangan untuk bisa tetap berjalan di egrang. Sedikit hilang kosentrasi dan senggolan antar teman  bisa membuat mereka tergelincir dan terjatuh.

Apalagi bila egrang dimainkan secara beregu, membentuk sebuah kesatuan pentas yang utuh dan menampilkan aneka tarian tradisional maupun modern. Disini sangat perlu dibangun kekompakan dan kebersamaan di antara teman sepermainan egrang.  

[caption caption="Festival egrang di Ledokombo sangat ditunggu kehadirannya oleh masyarakat sekitar (koleksi tanoker ledokombo)"]

[/caption]

Supo dan istrinya Ciciek adalah penggagas acara festival egrang yang belakangan menjadi agenda budaya tahunan di Jember, seperti halnya Jember Fashion Carnaval yang sudah terkenal mendunia diadakan setiap tahun di Kota Jember.

Menuju Ledokombo dari arah Surabaya ke Jember bisa dilalui melalui dua macam kendaraan darat yaitu kereta api  selama empat jam dan bus selama 6 jam. Jalur kereta api Surabaya turun di Kecamatan Kalisat kemudian lanjut dengan mobil umum ke Tanoker Ledokombo. Jalur kendaraan bus turun di Terminal Tawangalun Jember, dan perjalanan dilanjutkan dengan kendaran umum angkutan desa ke Ledokombo. Sedangkan jalur udara dari Jakarta transit Surabaya, kemudian ke Jember naik pesawat Surabaya-Jember satu kali penerbangan setiap pukul 09.00 pagi dengan pesawat Garuda Indonesia. Perjalanan ke Ledokombo sekitar 40 menit dengan taksi sekitar Rp 150.000,-.

 

 

Catatan: foto2 adalah koleksi Tanoker Ledokombo dan koleksi pribadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun