Fadli Zon, 25 Oktober 2018
--
Pembaca bebas memberi nilai sendiri atas puisi tersebut. Tetapi penulis tidak bisa memungkiri perasaan pribadi yang menganggap bahwa tulisan itu benar-benar hanya sebuah puisi sontoloyo yang juga benar-benar dibuat sendiri oleh mereka yang mengamalkan gaya hidup sontoloyo.
Sontoloyo dan islam sontoloyo
Menurut penulis. Kata sontoloyo bukan hanya termasuk kata untuk menghujat atau memaki seperti yang tertulis dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, melainkan juga kata yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari untuk ejekan dalam nuansa gurau dan canda.
Bahkan sontoloyo bisa digunakan untuk ejekan menertawakan kepada diri sendiri. "Aduh, aku benar-benar  jadi sontoloyo hari ini . . .," karena merasa serba salah tingkah dalam suatu hal.
1940 Bung Karno pernah menulis tentang Islam sontoloyo untuk orang yang dikenal beragama Islam yang tidak bisa mengendalikan diri sehingga berbuat yang sangat tidak senonoh yang merugikan atau menyakiti orang lain.
Islam sontoloyo yang dimaksudkan adalah bukan agama bukan dan juga bukan aliran agama, melainkan hanya orang yang mengaku dirinya Islam tetapi perilakunya telah merusak citra luhur agama Islam itu sendiri. Islam sontoloyo adalah orang yang mengaku Islam tetapi perilakunya sungguh bisa secara langsung atau tidak langsung mempermalukan umat Islam yang pada umumnya.
Fenomena sontoloyo dari bibir Presiden Jokowi
Tidak ada larangan untuk mengucapkan kata sontoloyo. Karena ucapan tersebut sangat terkait dengan suasana batin seseorang terhadap suatu hal yang dihadapi.
Kata sontoloyo barangkali tidak bisa disamakan dengan pemakaian kata makian atau hardikan "kurang ajar" yang biasa diucapkan pasti dalam susana hati yang kesal, jengkel atau marah.
Menurut penulis. Sah sah saja Presiden Jokowi menyatakan "keceplosan" atau bahkan bila diakui dengan sengaja mengatakan sontoloyo.