Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Nature

Resonant Spacetime Hypothesis 2.0

14 April 2025   12:07 Diperbarui: 14 April 2025   12:07 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Final Statement  

By grounding cosmic structure in spacetime's resonant architecture, RSH transcends CDM's limitations while offering a roadmap for unification with quantum gravity. The next decade of observational and computational advances will test its radical promise---that the universe is not a random fluctuation, but a symphony of geometric harmony.  

Key References:  

- Vidal (2008) -- MERA tensor networks.  

- Konopka et al. (2008) -- Quantum graphity.  

- AION Collaboration (2021) -- Atom interferometry proposals.  

Code/Data:  

- Fractal PDE solver: [github.com/yourusername/fractal-pde](https://github.com/yourusername/fractal-pde)  

- JWST-DESI comparison toolkit: [github.com/yourusername/rshtools](https://github.com/yourusername/rshtools)  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun