Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ketika Ai Ikut Mengatur Demo

3 September 2025   16:57 Diperbarui: 3 September 2025   16:57 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ketika Ai Ikut Mengatur Demo (Sumber: canva.com/dream-lab)

Penjelasan yang terlambat sama saja dengan meninggalkan ruang kosong yang akan diisi rumor, hoax. Buka data, lalu jelaskan konteks, akui salah langkah bila ada. Demokrasi tidak runtuh oleh kritik, tapi demokrasi dapat runtuh oleh ketidakmauan memperbaiki.

Bagi para generasi muda, yang hidupnya paling menyatu dengan layar ponsel, ada PR yang lebih berat. Belajar memahami bagaimana algoritma digital merekomendasikan, mengapa postingan tertentu muncul, mengapa komentar tertentu diprioritaskan.

Literasi digital bukan hanya soal keamanan kata sandi, melainkan kemampuan membaca ekonomi perhatian dan politik algoritma.

Di sinilah sekolah, kampus, komunitas kreator, dan ruang-ruang belajar di lingkungan masyarakat bisa mengambil peran. Kita tidak menolak teknologi, kita menolak diperbudak olehnya.

Ada satu latihan kecil yang mungkin bermanfaat. Sebelum ikut mengangkat sebuah tagar, tanyakan tiga hal. Masalah apa yang hendak diselesaikan, kebijakan apa yang harus berubah, jalur mana yang realistis untuk ditempuh.

Jika tiga pertanyaan itu tak terjawab, berhenti sebentar. Bila perlu, turun ke jalan dengan tuntutan yang lebih jernih, atau duduk di rumah untuk membaca lebih banyak. Dua-duanya tindakan, dua-duanya politis.

Pada akhirnya, yang berbahaya bukanlah algoritma yang pintar, melainkan masyarakat yang kelelahan lalu menyerahkan akal sehat pada layar ponsel.

Demo boleh meledak, thread boleh berderet, video boleh berulang. Namun demokrasi tetap membutuhkan hal-hal yang lebih mendasar dari itu, yaitu kejujuran, keterbukaan, dan keberanian untuk memperbaiki kesalahan.

Niat baik untuk mengerti, keberanian untuk menuntut yang tepat, dan kerendahan hati untuk mengubah cara ketika kita keliru.

Biarlah algoritma digital menghitung amarah. Tugas kita adalah memberi arah.

Dan mungkin lebih menarik jika kita berani menguji algoritma itu dengan pertanyaan sederhana: apa solusi untuk rakyat Indonesia atas masalah pemerintahan dalam setahun terakhir? Jawabannya bisa saja menyerupai 17+8 tuntutan yang kini tersebar luas di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun